iklan

Sunan Muria : Biografi, Makam, Kelahiran, Jasa, Keturunan, Karya

Sunan Muria : Biografi, Makam, Kelahiran, Jasa, Keturunan, Karya. Biografi Sunan Muria Lengkap mencakup tanggal lahir, sejarah cara dakwah, jasa jasa dan karya, keturunan, keistimewaan beserta gambarnya. Raden umar said ialah nama lain dari Sunan Muria

Biografi Sunan Muria Lengkap

Gambar Sunan Muria

Biografi dan Sejarah Sunan Muria Singkat

Sunan Muria ialah anggota Walisongo dan merupakan keturunan atau putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh (menuut gosip dari Wikipedia). Nama orisinil dari Sunan Muria ialah Raden Umar Said. Beliau mengembangkan agama islam dengan cara yang halus ibarat yang dilakukan oleh ayahanda ia Sunan Kalijaga. Raden Umar Syahid mempunyai tugas penting dalam proses penyebaran islam di sekitar gunung muria. Tempat tinggal sunan muria berada di puncak gunung muria, yang salah satu puncaknya berjulukan Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utara kota kudus. Merupakan gosip yang lengkap yang saya dapatkan.

Tanggal Lahir Sunan Muria

 Mengenai kapan lahir dan wafatnya tidak ada sumber yang sahih menyebutkannya, akan tetapi dimana dimakamkannya ia dimakamkan Gunung Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Jasa Jasa Sunan Muria

Sunan Muria banyak berjasa dalam menyiarkan agama Islam di pedesaan Pulau Jawa. Ia ialah putra atau keturunan dari Sunan kalijaga. Nama aslinya Raden Umar Said atau Raden Said, sedangkan nama kecilnya ialah Raden Prawoto.

Keturunan Sunan Muria

Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah dan melahirkan seorang anak berjulukan Pangeran Santri atau Sunan Ngadilangu yang merupakan cucu dari Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh.

Karya Sunan Muria

Cara – cara yang ditempuh Sunan Muria dalam menyiarkan agama Islam dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa. Beliau lah yang membuat tembang dakwah “Sinom” dan “Kinanti”.

Keistimewaan Sunan Muria

Banyak dongeng mengenai karomah dari Sunan Muria diantaranya ialah benda bekas peninggalannya diantaranya pelana kuda yang kerap dipakai masyarakat sekitar Gunung Muria untuk meminta hujan jikalau terjadi kekeringan di wilayah tersebut. Ritual minta hujan tersebut dikenal dengan nama guyang cekathak atau memandikan pelana kuda milik Sunan Muria. Ritual ini biasanya digelar pada hari Jumat Wage di ekspresi dominan kemarau.  Ritual diawali dengan membawa pelana kuda peninggalan Sunan Muria dari Komplek Masjid Muria ke mata air Sedang Rejoso di Bukit Muria. Di mata air ini, pelana kuda kemudian dicuci kemudian air sendang kemudian dipercik-percikan ke warga. Usai mencuci pelana kuda, dilanjutkan dengan membacakan doa dan menunaikan salat minta hujan (Istisqa). Lalu ditutup dengan makan bersama dengan lauk-pauk berupa sayuran dipadu dengan parutan kelapa, opor ayam dan gulai kambing. Disediakan juga makanan epilog berupa minuman khas warga Kudus berupa dawet yang melambangkan bahwa butiran dawet ialah lambang turunnya hujan.

Selain itu air gentong peninggalan Sunan Muria juga diyakini dengan keberkahannya sanggup menyembuhkan dan mencegah penyakit, membersihkan dari kotoran jiwa dan menunjukkan manfaat kecerdasan bagi sebagian peziarah dan warga sekitar Gunung Muria.

Cara Dakwah Sunan Muria

Sunan muria mengembangkan agama islam kepada para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Cara ia mengembangkan agama islam dengan tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah. Beliau juga yang telah membuat banyak sekali tembang jawa ibarat tembang Sinom dan Kinanti. . Cara dakwah inilah yang menjadikan Sunan Muria dikenal sebagai sunan yang suka berdakwah topo ngeli. Yakni dengan ''menghanyutkan diri'' dalam masyarakat. Tempat dakwahnya berada di sekitar gunung muria, kemudian dakwahnya diperluas mencakup Tayu, Juwana, kudus, dan lereng gunung muria. Ia dikenal dengan sebutan sunan muria alasannya ialah tinggal di gunung muria.
Sunan muria ialah wali yang populer mempunyai kesaktian. Ia mempunyai fisik yang berpengaruh alasannya ialah sering naik turun gunung muria yang tingginya sekitar 750 meter. Bayangkan, jikalau ia dan istrinya atau muridnya harus naik turun gunung setiap hari untuk mengembangkan agama islam kepada penduduk setempat, atau berdakwah kepada para nelayan dan pelaut serta para pedagang. Hal itu tidak sanggup dilakukannya tanpa fisik yang kuat.

Kesaktian Sunan Muria

Bukti bahwa sunan muria ialah guru yang sakti mandraguna sanggup ditemukan dalam kisah perkawinan sunan muria dengan dewi Roroyono. Beliau mempunyai ilmu yang sanggup mengembalikan serangan dari lawannya. Itu terjadi dikala Kapa adik seperguruan ia yang telah menculik istri sunan muria menyerang sunan muria dengan mengerahkan aji pamungkas. Namun serangan itu berbalik menghantam dirinya sendiri sehingga merenggut nyawanya.

Makam Sunan Muria         

Sunan Muria dimakamkan di atas puncak bukit berjulukan bukit Muria. Dari pintu gerbang masih naik lewat beratus tangga (undhagan) menuju ke komplek makamnya, yang terletak persis di belakang Masjid Sunan Muria. Mulai naik dari pintu gerbang pertama paling bawah hingga hingga pelataran Masjid jaraknya kurang lebih 750 meter jauhnya. Di batas utara pelataran ini berdiri bangunan cungkup makam beratapkan sirap dua tingkat. Di dalamnya terdapat makamnya Sunan Muria.

Terimakasih telah membaca artikel ini dan telah berkunjung
Sumber http://pelajaransekolahdi.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sunan Muria : Biografi, Makam, Kelahiran, Jasa, Keturunan, Karya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel