Kisah Malin Kundang Dari Pantai Air Bagus Melalui Obrolan Drama
Kisah Malin Kundang Dari Pantai Air Manis Melalui Dialog Drama. dongeng rakyat malin kundang beserta gambar mencakup lengkap, Gambar, video, komik, dan ringkasan dongeng rakyat malin kundang
Rasyid : hay, malin.
Malin Kundang : hay juga rasyid, ada apa ?
Rasyid : Ada kabar baik untuk kita berdua.
Malin kundang : kabar baik apa itu ?
Rasyid : Saya tadi melihat ada sebuah kapal besar yang sedang bersandar di
pantai air manis, siapa tau kita sanggup ikut merantau lewat kapal itu,
maukah engkau ikut merantau denganku ?
Malin Kundang : Wah kebetulan sekali saya juga bosan hidup miskin ibarat ini saya mau
merubah nasib, ya saya mau sekali jadi kapan kita mulai berangkat ?
Rasyid : Bagaimana kalau besok pagi ?
Malin Kundang : Ya sudah lebih cepat lebih baik, tetapi saya harus meminta restu kepada
ibuku dulu.
Rasyid : Baik, malin.
Malin kundang : besoknya jam berapa ?
Rasyid :besok saya tunggu kau di dermaga jam 9.
Malin Kundang : Iya terimakasih sobat .
Rasyid : iya sama-sama
Malam harinya Malin Kundang segera meminta restu kepada ibunya yang gres saja pulang bekerja
Malin Kundang : Ibu saya mau merubah nasib kita ...
Mande : Bagaimana caranya?
Malin Kundang : Tadi pagi saya di beri tahu Rasyid ada kapal yang bersandar di pantai
Desa Kita. jadi kami akan pergi merantau lewat kapal itu
Mande : Malin, apakah kau tega meninggalkan ibumu yang sudah tua
ini sendirian?
Malin Kundang : Malin juga tidak tega, tapi Malin juga ingin merubah
nasib kita dan menjadi kaya.Malin sudah bosan hidup miskin
terus menerus bu.
Mand : Ya sudah Malin kalau memang demikian keinginanmu, ibu
juga menginginkan biar kau menjadi orang kaya dan sukses, ibu hanya
sanggup mendo'akan supaya engkau berhasil. Kapan engkau akan
berangkat, anakku?
Malin Kundang : Malin berangkat besok pagi bu.
Mande : Secepat itukah nak, kau meninggalkan ibu sendirian?
Malin Kundang : Iya bu. Doakan Malin biar selamat hingga tujuan.
Keesokan harinya, Malin Kundang disertai oleh ibunya dan Rasyid pergi menuju ke pantai desa mereka, daerah kapal besar itu bersandar. Tidak usang kemudian, mereka pun berangkat menuju ke tanah perantauan. Sedangkan, ibu Malin Kundang tetap tinggal di Kampung Pantai Air Manis. Ketika tiba ditempat perantauan tepatnya didermaga, Rasyid dan Malin Kundang bercakap-cakap dan percakapan mereka didengar oleh seseorang.
Malin Kundang : kesannya kita hingga juga diperantauan, rasyid.
Rasyid : iya, malin.
Malin Kundang : Bagaimana kita, kita akan kerja apa?
Rasyid : Tidak tahu Malin Kundang, saya juga sedang memikirkannya.
Nyonya : Apakah kalian benar sedang mencari pekerjaan?
Rasyid : Benar, Nyonya!
Nyonya : Kebetulan saya sedang mencari 2 orang pekerja. Apakah kalian mau
bekerja di tempatku?
Rasyid : Tentu saja kami mau Nyonya. Kapan kami sanggup mulai bekerja?
Nyonya : Kalian sanggup mulai bekerja besok pagi di rumah saya.
Malin Kundang : Rumah nyonya dimana?
Nyonya : Mari ikutlah denganku.
Malin Kundang dan Rasyid ikut Nyonya pergi kerumahnya. Nyonya tersebut menyewakan salah satu kamar di rumahnya untuk ditinggali oleh Malin Kundang dan Rasyid. Pada keesokan harinya mereka mulai bekerja dan diawasi terus oleh Nyonya, dan rupanya Malin Kundang lebih ulet dan rajin kalau di bandingkan dengan Rasyid dan sang Nyonya pun menyadari hal itu. Hingga kemudian anak saudagar yang berjulukan putri tiba dan melihat kedua karyawan gres ayahnya itu, dan rupanya putri juga kagum dengan wajah rupawan yang dimiliki Malin Kundang serta kerajinannya hingga kesannya putri pun jatuh cinta pada pandangan pertama.
Putri : Ibu siapa nama karyawan gres itu .
Nyonya : Yang mana?
Putri : Yang rajin dan tampan itu.
Nyonya : Oh itu namanya Malin Kundang
Putri : Oh rupanya namanya Malin Kundang
Nyonya : Memangnya ada apa ?
Putri : Tidak ada apa-apa bu, putri cuma bertanya saja. Sudah dulu ya
bu, saya ingin masuk dulu kerumah.
Nyonya : Oh ya sudah.
Putri : iya bu.
Sejak hari itu, Putri semakin kagum dan cinta pada Malin Kundang. Putri selalu memperhatikan Malin Kundang diam-diam. Setelah bekerja selama dua tahun pada Ibu Putri, Malin Kundang sudah menjadi orang yang kaya alasannya beliau selalu rajin bekerja. Rasyid dipulangkan ke kampung halamannya alasannya beliau tidak rajin ibarat Malin Kundang. Hubungan Putri dan Malin Kundang semakin erat hingga kesannya mereka menikah.
Sebulan sesudah menikah, Malin Kundang dan Putri pergi untuk berdagang di perkampungan Pantai Air Manis. Ketika Malin Kundang dan Putri hingga di desa tersebut, Malin Kundang bertemu dengan Rasyid yang kala itu sedang melongo di pinggir pantai.
putri : kesannya kita hingga juga, kanda.
Malin kundang : iya, dinda sayang. Dinda, lihat itu, itu rasyid teman kanda yang dulu
pernah dipecat alasannya malas-malasan.
Putri : benarkah kanda ?
Malin kundang : benar dinda, mari kita datangi dia.
Putri : ayo kanda sayang.
Malin Kundang : hai rasyid
Rasyid : Oh Malin Kundang rupanya kau sudah sukses sekali ya.. wah kau sudah
jadi orang kaya kini dan engkau sudah menjadi suami dari Putri..
Selamat ya!
Malin Kundang : Iya Syukur Alhamdulillah. Engkau sih dulunya kerja malas-malasan, jadi
kena batunya.
Rasyid : Benar apa yang engkau katakan itu.
Malin Kundang : Ya sudah saya mau berdagang dulu ..
Rasyid : Iya.
Mendengar informasi baik tersebut Rasyid segera mengabari Mande, dan mengajak mande pergi ke dermaga.
Mande : Malin, Malin(berteriak), Malin Kundang anakku , kau
sudah kembali nak. Ibu sangat merindukanmu.
Putri : Kau siapa perempuan tua? Berani mengaku sebagai ibu suamiku?
Mande : saya memang ibunda Malin Kundang.
Malin Kundang : Apa kau gila, saya tidak pernah memiliki ibu miskin, renta ibarat kau.
Mande : Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa
engkau ibarat ini?
Putri : Suamiku tidak punya ibu yang miskin, renta dan dekil sepertimu.
Malin Kundang : Kau bukan ibuku! Menjauhlah dariku, perempuan renta (sambil mendorong
Mande)
Mande : Ya Allah, mengapa anakku satu-satunya ibarat itu?Aku yang melahirkan
dan membesarkan beliau Ya Allah.Berilah Ia teguranmu, bahwasanya dia
yaitu anak yang durhaka!! Ubahlah beliau menjadi sebuah batu
Tiba-tiba kilat menyambar Malin Kundang.
Malin Kundang : Aaaahhhhh !!!!
Dan pada ketika itu juga berubahlah Malin Kundang menjadi sebuah kerikil dan banyak menyebut ebagai kerikil malin kundang anak durhaka. Malin Kundang berubah diri menjadi kerikil tanggapan telah mendurhakai ibunya. Oleh yang demikian, maka kita dihentikan durhaka terhadap kedua orangtua kita, terutama durhaka kepada seorang ibu. Itulah ringkasan dongeng malin kundang. Mohon maaf untuk kini kami belum sanggup menyediakan komik malin kundang dan video malin kundang.
Cerita Rakyat Malin Kundang Beserta Gambar - Lengkap Dan Gambar
(Gambar Malin Kundang)
Cerita Rakyat Malin Kundang Lengkap Dan Cerita Malin Kundang Singkat Beserta Dialog Cerita Malin Kundang
Didalam artikel ini berisi ihwal kisah malin kundang asli, dongeng malin kundang asli, dongeng malin kundang bergambar, dongeng malin kundang singkat pendek.Cerita Malin Kundang
Pada jaman dahulu kala di Pantai Air Manis, Padang Sumatera Barat ada seorang janda berjulukan Mande Rubayah, janda tersebut memiliki seorang anak laki laki berjulukan Malin Kundang. Malin Kundang sangat disayangi ibunya karena semenjak ia kecil sudah ditinggal oleh sang ayah. Malin Kundang pun telah tumbuh sampaumur , dan ia merasa harus sanggup merubah kehidupan ekonomi keluarganya. Pada suatu hari Rasyid, yang tidak lain yaitu teman Malin Kundang mengetahui bahwa ada kapal besar yang sedang bersandar dipantai Air Manis dan ia berniat mengajak Malin Kundang untuk ikut merantau bersamanya.Rasyid : hay, malin.
Malin Kundang : hay juga rasyid, ada apa ?
Rasyid : Ada kabar baik untuk kita berdua.
Malin kundang : kabar baik apa itu ?
Rasyid : Saya tadi melihat ada sebuah kapal besar yang sedang bersandar di
pantai air manis, siapa tau kita sanggup ikut merantau lewat kapal itu,
maukah engkau ikut merantau denganku ?
Malin Kundang : Wah kebetulan sekali saya juga bosan hidup miskin ibarat ini saya mau
merubah nasib, ya saya mau sekali jadi kapan kita mulai berangkat ?
Rasyid : Bagaimana kalau besok pagi ?
Malin Kundang : Ya sudah lebih cepat lebih baik, tetapi saya harus meminta restu kepada
ibuku dulu.
Rasyid : Baik, malin.
Malin kundang : besoknya jam berapa ?
Rasyid :besok saya tunggu kau di dermaga jam 9.
Malin Kundang : Iya terimakasih sobat .
Rasyid : iya sama-sama
Malam harinya Malin Kundang segera meminta restu kepada ibunya yang gres saja pulang bekerja
Malin Kundang : Ibu saya mau merubah nasib kita ...
Mande : Bagaimana caranya?
Malin Kundang : Tadi pagi saya di beri tahu Rasyid ada kapal yang bersandar di pantai
Desa Kita. jadi kami akan pergi merantau lewat kapal itu
Mande : Malin, apakah kau tega meninggalkan ibumu yang sudah tua
ini sendirian?
Malin Kundang : Malin juga tidak tega, tapi Malin juga ingin merubah
nasib kita dan menjadi kaya.Malin sudah bosan hidup miskin
terus menerus bu.
Mand : Ya sudah Malin kalau memang demikian keinginanmu, ibu
juga menginginkan biar kau menjadi orang kaya dan sukses, ibu hanya
sanggup mendo'akan supaya engkau berhasil. Kapan engkau akan
berangkat, anakku?
Malin Kundang : Malin berangkat besok pagi bu.
Mande : Secepat itukah nak, kau meninggalkan ibu sendirian?
Malin Kundang : Iya bu. Doakan Malin biar selamat hingga tujuan.
Keesokan harinya, Malin Kundang disertai oleh ibunya dan Rasyid pergi menuju ke pantai desa mereka, daerah kapal besar itu bersandar. Tidak usang kemudian, mereka pun berangkat menuju ke tanah perantauan. Sedangkan, ibu Malin Kundang tetap tinggal di Kampung Pantai Air Manis. Ketika tiba ditempat perantauan tepatnya didermaga, Rasyid dan Malin Kundang bercakap-cakap dan percakapan mereka didengar oleh seseorang.
Malin Kundang : kesannya kita hingga juga diperantauan, rasyid.
Rasyid : iya, malin.
Malin Kundang : Bagaimana kita, kita akan kerja apa?
Rasyid : Tidak tahu Malin Kundang, saya juga sedang memikirkannya.
Nyonya : Apakah kalian benar sedang mencari pekerjaan?
Rasyid : Benar, Nyonya!
Nyonya : Kebetulan saya sedang mencari 2 orang pekerja. Apakah kalian mau
bekerja di tempatku?
Rasyid : Tentu saja kami mau Nyonya. Kapan kami sanggup mulai bekerja?
Nyonya : Kalian sanggup mulai bekerja besok pagi di rumah saya.
Malin Kundang : Rumah nyonya dimana?
Nyonya : Mari ikutlah denganku.
Malin Kundang dan Rasyid ikut Nyonya pergi kerumahnya. Nyonya tersebut menyewakan salah satu kamar di rumahnya untuk ditinggali oleh Malin Kundang dan Rasyid. Pada keesokan harinya mereka mulai bekerja dan diawasi terus oleh Nyonya, dan rupanya Malin Kundang lebih ulet dan rajin kalau di bandingkan dengan Rasyid dan sang Nyonya pun menyadari hal itu. Hingga kemudian anak saudagar yang berjulukan putri tiba dan melihat kedua karyawan gres ayahnya itu, dan rupanya putri juga kagum dengan wajah rupawan yang dimiliki Malin Kundang serta kerajinannya hingga kesannya putri pun jatuh cinta pada pandangan pertama.
Putri : Ibu siapa nama karyawan gres itu .
Nyonya : Yang mana?
Putri : Yang rajin dan tampan itu.
Nyonya : Oh itu namanya Malin Kundang
Putri : Oh rupanya namanya Malin Kundang
Nyonya : Memangnya ada apa ?
Putri : Tidak ada apa-apa bu, putri cuma bertanya saja. Sudah dulu ya
bu, saya ingin masuk dulu kerumah.
Nyonya : Oh ya sudah.
Putri : iya bu.
Sejak hari itu, Putri semakin kagum dan cinta pada Malin Kundang. Putri selalu memperhatikan Malin Kundang diam-diam. Setelah bekerja selama dua tahun pada Ibu Putri, Malin Kundang sudah menjadi orang yang kaya alasannya beliau selalu rajin bekerja. Rasyid dipulangkan ke kampung halamannya alasannya beliau tidak rajin ibarat Malin Kundang. Hubungan Putri dan Malin Kundang semakin erat hingga kesannya mereka menikah.
Sebulan sesudah menikah, Malin Kundang dan Putri pergi untuk berdagang di perkampungan Pantai Air Manis. Ketika Malin Kundang dan Putri hingga di desa tersebut, Malin Kundang bertemu dengan Rasyid yang kala itu sedang melongo di pinggir pantai.
putri : kesannya kita hingga juga, kanda.
Malin kundang : iya, dinda sayang. Dinda, lihat itu, itu rasyid teman kanda yang dulu
pernah dipecat alasannya malas-malasan.
Putri : benarkah kanda ?
Malin kundang : benar dinda, mari kita datangi dia.
Putri : ayo kanda sayang.
Malin Kundang : hai rasyid
Rasyid : Oh Malin Kundang rupanya kau sudah sukses sekali ya.. wah kau sudah
jadi orang kaya kini dan engkau sudah menjadi suami dari Putri..
Selamat ya!
Malin Kundang : Iya Syukur Alhamdulillah. Engkau sih dulunya kerja malas-malasan, jadi
kena batunya.
Rasyid : Benar apa yang engkau katakan itu.
Malin Kundang : Ya sudah saya mau berdagang dulu ..
Rasyid : Iya.
Mendengar informasi baik tersebut Rasyid segera mengabari Mande, dan mengajak mande pergi ke dermaga.
Mande : Malin, Malin(berteriak), Malin Kundang anakku , kau
sudah kembali nak. Ibu sangat merindukanmu.
Putri : Kau siapa perempuan tua? Berani mengaku sebagai ibu suamiku?
Mande : saya memang ibunda Malin Kundang.
Malin Kundang : Apa kau gila, saya tidak pernah memiliki ibu miskin, renta ibarat kau.
Mande : Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa
engkau ibarat ini?
Putri : Suamiku tidak punya ibu yang miskin, renta dan dekil sepertimu.
Malin Kundang : Kau bukan ibuku! Menjauhlah dariku, perempuan renta (sambil mendorong
Mande)
Mande : Ya Allah, mengapa anakku satu-satunya ibarat itu?Aku yang melahirkan
dan membesarkan beliau Ya Allah.Berilah Ia teguranmu, bahwasanya dia
yaitu anak yang durhaka!! Ubahlah beliau menjadi sebuah batu
Tiba-tiba kilat menyambar Malin Kundang.
Malin Kundang : Aaaahhhhh !!!!
Dan pada ketika itu juga berubahlah Malin Kundang menjadi sebuah kerikil dan banyak menyebut ebagai kerikil malin kundang anak durhaka. Malin Kundang berubah diri menjadi kerikil tanggapan telah mendurhakai ibunya. Oleh yang demikian, maka kita dihentikan durhaka terhadap kedua orangtua kita, terutama durhaka kepada seorang ibu. Itulah ringkasan dongeng malin kundang. Mohon maaf untuk kini kami belum sanggup menyediakan komik malin kundang dan video malin kundang.
Sekian !!!
Terimakasih Atas Perhatian Dan Membaca Artikel ini
Sumber http://pelajaransekolahdi.blogspot.com
0 Response to "Kisah Malin Kundang Dari Pantai Air Bagus Melalui Obrolan Drama"
Posting Komentar