Bunyi
Bunyi | merupakan salah satu bentuk gelombang. Tidak ibarat gelombang pada tali atau gelombang pada air, gelombang bunyi tidak sanggup dilihat mata, melainkan sanggup didengar telinga.
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal. Partikel udara yang termampatkan akan mem bentuk rapatan dan renggangan. Rapatan dan renggangan ini akan dirambatkan oleh partikel-partikel udara. Dengan demikian bunyi akan terdengar di kawasan yang mempunyai jarak tertentu dari sumber bunyi tersebut.
Bentuk penyebaran gelombang bunyi di udara sanggup dilihat ibarat Gambar dibawah ini
Getaran yang merambat di udara ini ibarat dengan merambatnya gelombang air lantaran dijatuhkannya sebuah kerikil ke dalamnya. Ketika kerikil mengenai air, kerikil tersebut menunjukkan gangguan pada air. Air akan membentuk gelombang yang diteruskan ke segala arah membentuk pola lingkaran. Kamu sanggup melihat gelombang air yang membentuk bulat bergerak menjauhi titik di mana kerikil dijatuhkan. Ada sedikit perbedaan antara gelombang bunyi dan gelombang air. Jika gelombang air bergerak hanya satu dimensi yaitu ke arah mendatar saja, gelombang bunyi bergerak ke segala arah dalam ruang tiga dimensi.
Perambatan Bunyi
Telah disebutkan tadi bahwa gelombang bunyi merambat di dalam suatu medium. Seorang jago Fisika berkebangsaan Jerman Otto von Guericke (1602–1806) telah menunjukan bahwa gelombang bunyi merambat memerlukan medium. Dalam percobaannya, Guericke memasukkan bel ke dalam tabung yang telah divakumkan dengan cara memompa udaranya keluar tabung. Dia mendapat bahwa dikala bel dimasukkan ke dalam tabung hampa, bunyi bel tidak sanggup terdengar. Hal ini menunjukan bahwa bel sanggup terdengar kalau ada udara sebagai medium penghantar gelombang bunyi. Dapatkah bunyi merambat pada zat cair? Selain udara sebagai penghantar bunyi, zat cair (contohnya air) pun sanggup dijadikan medium untuk menghantarkan bunyi. Ikan lumba-lumba sanggup berkomunikasi dengan sesamanya memakai gelombang bunyi yang sanggup diterima sesamanya lantaran gelombang bunyi tersebut merambat di dalam air. Perambatan bunyi di dalam air sanggup kau amati eksklusif dikala kau sedang menyelam di dalam air. Misalkan kau dan temanmu secara tolong-menolong menyelam di dalam air. Kemudian, temanmu berteriak di dalam air, kau sanggup mendengar teriakan temanmu tersebut. Selain pada udara dan zat cair, bunyi pun sanggup merambat di dalam zat padat.
Jadi, bunyi tidak sanggup merambat melalui hampa udara (vakum). Syarat terjadi dan terdengarnya bunyi yaitu sebagai berikut.
- Ada sumber bunyi (benda yang bergetar).
- Ada medium (zat antara untuk merambatnya bunyi).
- Ada peserta bunyi yang berada di bersahabat atau dalam jangkauan sumber bunyi.
Untuk mengamati perambatan gelombang bunyi di dalam zat padat.
Cepat Rambat Gelombang Bunyi
Pernahkah kalian melihat halilintar? Kilatan halilintar dan suaranya tampak tidak terjadi dalam satu waktu. Sebenarnya, kilatan halilintar dan suaranya terjadi bersamaan. Mengapa kita melihat kilatan halilintar lebih dahulu, kemudian disusul suaranya? Hal ini berkaitan dengan cepat rambat gelombang.
Halilintar terdiri atas dua gelombang, yaitu gelombang cahaya yang berupa kilatannya dan gelombang bunyi yang berupa suaranya. Karena kedua gelombang ini mempunyai cepat rambat gelombang yang berbeda, dua gelombang ini tampak terjadi beriringan. Ternyata cepat rambat gelombang cahaya lebih besar dari cepat rambat gelombang bunyi. Oleh lantaran itu, kilatan cahaya akan lebih dahulu kita lihat, kemudian disusul suaranya. Hal serupa juga terjadi dikala kau mendengar bunyi pesawat di atas kamu, ternyata pesawat terlihat sudah jauh berada di depan. Hal ini disebabkan cepat rambat cahaya lebih besar daripada cepat rambat bunyi. Kecepatan perambatan gelombang bunyi bergantung pada medium kawasan gelombang bunyi tersebut dirambatkan. Selain itu, kecepatan rambat bunyi juga bergantung pada suhu medium tersebut. Kecepatan perambatan gelombang bunyi di udara bersuhu 0 Derajat Celcius akan berbeda kalau bunyi merambat di udara yang bersuhu 25 Derajat Celcius
.
Perlu diingat bahwa kecepatan merambatnya bunyi dalam suatu medium tidak hanya bergantung pada jenis medium, tetapi bergantung juga pada suhu medium tersebut. Cepat rambat gelombang bunyi di udara pada suhu 20° C akan berbeda dengan cepat rambat gelombang bunyi di udara pada suhu 50° C. Kecepatan bunyi pada beberapa medium pada suhu yang sama ditunjukkan pada Tabel 9.1. Pada Tabel 9.1 terlihat bahwa untuk medium yang berbeda, kecepatan perambatan gelombang bunyinya berbeda pula. Jika dilihat dari kepadatan medium-medium pada Tabel 9.1 ternyata pada medium yang mempunyai kerapatan paling kecil yaitu udara, gelombang bunyi merambat paling lambat dan sebaliknya. Makara bunyi merambat paling baik dalam medium zat padat dan paling jelek dalam medium udara (gas).
Perlu diingat bahwa kecepatan merambatnya bunyi dalam suatu medium tidak hanya bergantung pada jenis medium, tetapi bergantung juga pada suhu medium tersebut. Cepat rambat gelombang bunyi di udara pada suhu 20° C akan berbeda dengan cepat rambat gelombang bunyi di udara pada suhu 50° C. Kecepatan bunyi pada beberapa medium pada suhu yang sama ditunjukkan pada Tabel 9.1. Pada Tabel 9.1 terlihat bahwa untuk medium yang berbeda, kecepatan perambatan gelombang bunyinya berbeda pula. Jika dilihat dari kepadatan medium-medium pada Tabel 9.1 ternyata pada medium yang mempunyai kerapatan paling kecil yaitu udara, gelombang bunyi merambat paling lambat dan sebaliknya. Makara bunyi merambat paling baik dalam medium zat padat dan paling jelek dalam medium udara (gas).
Perbedaan cepat rambat bunyi dalam ketiga medium (padat, cair, dan gas) lantaran perbedaan jarak antarpartikel dalam ketiga wujud zat tersebut. Jarak antar partikel pada zat padat sangat berdekatan sehingga energi yang dibawa oleh getaran gampang untuk dipindahkan dari partikel satu ke partikel lainnya tanpa partikel tersebut berpindah.
Begitu sebaliknya pada zat gas yang mempunyai jarak antarpartikel yang berjauhan. Selain bergantung pada medium perambatannya, cepat rambat gelombang bunyi juga bergantung pada suhu medium kawasan gelombang bunyi tersebut merambat. Tabel 9.2 menunjukkan kecepatan perambatan bunyi di udara pada suhu yang berbeda. Pada Tabel 9.2 terlihat bahwa pada medium yang sama yaitu udara, gelombang bunyi merambat dengan kecepatan berbeda beda. Jadi, semakin tinggi suhu udara, semakin besar cepat rambat bunyinya atau semakin rendah suhu udara, semakin kecil cepat rambat bunyinya.
Infrasonik, Ultrasonik, dan Audiosonik
Setiap makhluk hidup mempunyai ambang pendengaran yang berbeda-beda. Pendengaran insan dan binatang tentu akan berbeda. Ada bunyi yang sanggup didengar manusia, tetapi tidak oleh binatang dan sebaliknya. Berdasarkan frekuensinya, bunyi sanggup dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu ultrasonik, audiosonik, dan infrasonik. Bunyi yang mempunyai frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Bunyi ini hanya sanggup didengar oleh lumba lumba dan kelelawar. Kelelawar memakai frekuensi ini sebagai navigasi dikala terbang di kegelapan. Kelelawar sanggup menemukan jalan atau mangsanya dengan cara mengeluarkan bunyi ultrasonik. Bunyi ini akan dipantulkan oleh benda-benda di sekelilingnya, kemudian pantulan bunyi ini sanggup ditangkap kembali sehingga kelelawar sanggup mengetahui jarak dirinya dengan benda-benda di sekitarnya.
Bunyi ultrasonik sanggup dimanfaatkan insan untuk mengukur kedalaman laut, investigasi USG (ultrasonografi). Bunyi Yang mempunyai frekuensi bunyi 20 Hz hingga dengan 2.000 Hz disebut audia sonik. Selang selang frekuensi bunyi ini sanggup didengar manusia, namun kepekaan pendengaran insan semakin renta semakin menurun, sehingga pada usia lanjut tidak semua bunyi yang berada di rentang frekuensi ini sanggup didengar. Bunyi yang mempunyai frekuensi di bawah 20 Hz disebut infrasonik. Bunyi ini sanggup didengar oleh binatang-binatang tertentu, ibarat anjing, laba-laba, dan jangkrik.
Karakteristik Gelombang Bunyi
Kita sanggup mendengar bunyi lantaran bunyi merambat melalui medium. Setiap benda mempunyai ciri-ciri tersendiri. Tentunya, kau sanggup membedakan bunyi yang kau dengar. Sebagai contoh, kau sanggup membedakan bunyi orang remaja dan bunyi anak-anak. Ternyata, setiap bunyi yang kita dengar mempunyai frekuensi dan amplitudo yang berbeda, meskipun merambat pada medium yang sama.
Sumber http://baityjanaty.blogspot.com
0 Response to "Bunyi"
Posting Komentar