iklan

✔ Definisi Tipe Kepemimpinan Demokratis Dan Tokohnya


Kepemimpinan demokratis ialah kepemimpinan menurut demokrasi yang pelaksanaannya disebut pemimpin partisipasi (partisipative leadership). Kepemimpinan partisipasi ialah suatu cara pemimpin yang kekuatannya terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Bentuk kepemimpinan ini menempatkan insan sebagai factor utama dan terpenting. Setiap orang akan dihargai dan dihormati sebagai insan yang mempunyai kemampuan, kemauan, pikiran, minat, perhatian dan pendapat yang berbeda antarsatu dengan yang lainnya. Oleh alasannya ialah itu setiap orang harus dimanfaatkan dengan mengikutsertakannya dalam semua kegiatan organisasi. Keikutsertaan itu diadaptasi dengan posisinya yang masing-masing mempunyai wewenang dan tanggung jawab bagi tercapaianya tujuan bersama.
Kepala sekolah yang demokratis menyadari bahwa dirinya merupakan potongan dari kelompok, mempunyai sifat terbuka, dan menawarkan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk ikut berperan aktif dalam menciptakan perencanan, keputusan, serta menilai kinerjanya. Kepala sekolah yang demokratis memerankan diri sebagai pembimbing, pengarah, pemberi petunjuk, serta pertolongan kepada para tenaga pendidikan. Oleh alasannya ialah itu dalam rapat sekolah, kepala sekolah ikut melibatkan diri secara pribadi dan membuka interaksi dengan tenaga pendidikan, serta mengikuti banyak sekali kegiatan rapat sekolah.

Dalam suasana kerja kepemimpinan yang demokratis sebagian besar atau hampir seluruh kebijakan dan keputusan-keputusan penting berasal dan diadaptasi dengan tuntutan-tuntutan situasi kelompok, dimana pemimpin bantu-membantu dengan anggota kelompok ambil potongan secara aktif di dalam perumusan kebijakan umum, keputusn-keputusan penting dan jadwal forum kerja itu.
Suatu kepemimpinan pendidikan tidaklah sanggup dikatakan berciri demokratis kalau kegiatan pimpinan dan situasi kerja yang dihasilkannya tidak memperlihatkan secara konkret penerapan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut dibawah ini:
a. Prinsip partisipasi
Dalam suatu kepemimpinan pendidikan yang demokratis duduk kasus partisipasi setiap anggota staf pada setiap perjuangan forum tersebut dipandang sebagai suatu kepentingan yang mutlak harus dibangkitkan.
Pemimpin dengan banyak sekali perjuangan mencoba membangkitkan dan memupuk subur kesadaran setiap anggota stafnya semoga mereka merasa rela ikut bertanggung jawab, dan selanjutnya secara aktif ikut serta memikirkan dan memecahkan masalah-masalah juga menyangkut perencanaan dan pelaksanaan jadwal pendidikan dan pengajaran.
Berhasilnya pemimpin mengakibatkan minat, kemauan dan kesadaran bertanggungjawab daripada setiap anggota staf dan bahkan individu diluar staf yang ada hubungan pribadi dan tidak pribadi dengan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada forum kerjanya itu, dan yang selanjutnya memperlihatkan partisipasi mereka secara aktif, berarti satu fungsi kepemimpinan telah sanggup dilaksanakannya dengan baik.
b. Prinsip Koperasi
Adanya partisipasi anggota staf belum berarti bahwa kerjasama diantara mereka telah terjalin dengan baik. Partisipasi juga bisa terjadi dalam bentuk spesialisasi bentuk tugas-tugas, wewenang tanggung jawab secara ketat diantara anggota-anggota, dimana setiap anggota seakan-akan berdiri sendiri-sendiri dan berpegang teguh pada tugastugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing individu.
Partisipasi harus ditingkatkan menjadi kerjasama yang dinamis, dimana setiap individu bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diperuntukkan khusus bagi dirinya, merasa berkepentingan pula pada masalah-masalah yang menyangkut suksesnya anggota-anggota lain, perasaan yang timbul alasannya ialah kesadaran bertangung jawab untuk mensukseskan keseluruhan jadwal forum kerjanya. Adanya perasaan dan kesadaran semacam itu memungkinkan mereka untuk bantu membantu, berafiliasi pada setiap perjuangan pemecahan duduk kasus yang timbul didalam lembaga, yang mungkin bisa menghambat keberhasilan dalam pencapaian tujuan jadwal forum kerja secara keseluruhan yang telah disepakati dan ditetapkan bersama-sama.

c. Prinsip Hubungan kemanusiaan yang Akrab
Suasana kerjasama demokratis yang sehat tidak akan ada, tanpa adanya rasa persahabatan dan persaudaraan yang akrab, sikap saling hormat menghormati secara masuk akal diantara seluruh warga lembaga-lembaga kerja tersebut.Hubungan kemanusiaan menyerupai itu yang disertai unsur-unsur kedinamisan, merupakan pelicin jalan kearah pemecahan setiap duduk kasus yang timbul dan sulit yang dihadapi.
Pemimpin harus menjadi sponsor utama bagi terbinanya hubungan-hubungan sosial dan situasi pergaulan menyerupai tersebut diatas didalam forum kerja yang dipimpinnya itu.pemimpin tidak berlaku sebagai majikan atau mandor terhadap pegawai dan buruhnya, tetapi ia sejauh mungkin menempatkan diri sebagai sahabat terdekat daripada semua anggota staf dan penyumbang-penyumbang diluar staf dengan tidak pula meninggalkan unsur-unsur formal jabatan.
d. Prinsip Pendelegasian dan Pemencaran Kekuasan dan Tanggung jawab
Pemimpin pendidikan harus menyadari bahwa kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab yang ada padanya sebagian harus didelegasikan dan dipancarkan kepada anggota-anggota staf kerja juga bisa untuk mendapatkan dan melaksanakan pendelegasian dan pemancaran kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab semoga proses kerja forum secara keseluruhan berjalan lancar efisien dan efektif.
Melalui Pendelegasian dan Pemencaran Kekuasan dan Tanggung jawab yang tepat, serasi dan merata, moral kerja akan ikut terbina secara sehat, semangat kerja dan perasaan tanggungjawab akan terbangkit dan bertumbuh dengan subur. Melalui cara ini perkembangan pribadi dan jabatan staf akan terangsang untuk bertumbuh secara kontinyu, pemimpin dapt berkesempatan untuk mengetahui, menemukan dan selanjutnya membinan kader-kader pemimpin yang potensial dikalangan stafnya. Pembinaan kepemimpinan melalui latihan dalam bentuk delegasi dan pemencaran kekuasaan, wewenang dan tanggungajawab merupakan cara yang paling simpel disamping usaha-usaha training lainnya, bagi kepentingan kepemimpinan pendidikan yang lebih bermutu dimasa depan.

e. Prinsip Kefleksibelan organisasi dan Tata kerja
Organisasi kerja disusun dengan maksud mengatur kegiatan dan hubungan-hubungan kerja yang harmonis, efiseien dan efektfif. Kefleksibelan organisasi menjamin orgasnisasi dan tata kerja serta hubungan-hubungan kerja selalu sesuai dengan kenyataan-kenyataan dan problema-problema gres yang slalu muncul dan berubah terus menerus.
Jadi terperinci bahwa prinsip fleksibilitas itu merupakan faktor penting dalm organisasi manajemen pendidikan yang demokratis. Dalam kebutuhan yang lebih luas fleksibilitas itu tidak hanya terbatas pada struktur organisasi, hubungan-hubungan tata kerja, tetapi juga pada masalah-masalah dan hal-hal lain yang menyangkut kehidupan individu dan kelompok dalm forum kerja.

f. Prinsip Kreatifitas
Pertumbuhan dan perkembangan sesuatu forum pendidikan pengajaran disamping faktor material dan kemudahan lainnya, terutama ihwal pertumbuhan dan perkembangan jadwal dan acara kerja, sebagian besar berakar pada kreativitaskerja pada setiap personil pimpinan dan pelaksana didalam forum itu. Untuk sanggup beradaptasi dengan perubahan yang ada di masyarakat, forum pendidikan harus menjadi forum lembaga kerja yang kreatif dan dinamis, dimana setiap anggota staf mempunyai ide-ide, pikiran-pikiran dan konsep gres ihwal prosedur, tata kerja dan metode-metode mendidik dan mengajaran yang lebih efektif.
Dari klasifikasi diatas sanggup disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma sikap yang dipakai oleh seseorang pada ketika orang tersebut mencoba mempengaruhi sikap orang lain.
Gaya kepemimpinan ialah sebuah pendekatan yang sanggup dipakai untuk memahami suksesnya kepemimpinan, dengan memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh pemimpin. Dengan adanya tiga gaya kepemimpinan diatas yang mempunyai perbedaan kelebihan masing-masing untuk diterapkan di sekolah. Dimana gaya kepemimpinan otokrasi sanggup diterapkan pada bawahan yang kurang berpengetahuan yang masih membutuhkan bimbingan secara pribadi dan kontinyu. Gaya kepemimpina laissez faire sanggup diterapkan pada sekolah yang bawahanya sudah berdikari dan sanggup melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedural. Sedangkan gaya demokrasi sangat sesuai apabila diterapkan di sekolah yang mengutamakan prinsip timbal balik dan saling menawarkan manfaat bagi sesamanya.
\

1.      Presiden John F. Kennedy
John Fitzgerald Kennedy (lahir di Brookline, Massachusetts, 29 Mei 1917 – meninggal di Dallas, Texas, Amerika Serikat, 22 November 1963 pada umur 46 tahun), sering disebut John F. Kennedy, Kennedy, John Kennedy, Jack Kennedy, atau JFK ialah Presiden Amerika Serikat yang ke-35. Pada 1960, ia menjadi president  Amerika Serikat kedua yang termuda sesudah Theodore Roosevelt . Kennedy menjadi presiden sesudah dilantik pada 20 Januari 1961. Jabatan kepresidennya terhenti sesudah terjadi pembunuhan terhadap dirinya pada 1963. Ia tewas oleh terjangan peluru ketika melaksanakan kunjungan ke Dallas (Texas) pada 22 November 1963.
Presiden John F. Kennedy adalah pemimpin demokratis yang terkenal. Seseorang tidak salah ketika menyampaikan Presiden Kennedy ialah seorang Demokrat dan tentunya ia akan dikenang sebagai seorang pemimpin besar. Ia ialah salah satu pemimpin demokratis yang terkenal. Selain seorang pemimpin yang demokratis, John F.Kenedy juga pemimpin paling karismatik di Amerika Serikat. John F. Kennedy berasal dari keluarga yang kuat, dan diberkati dengan penampilan yang baik di samping kharisma pribadinya.
Kepemimpinan JFK memang terlihat semenjak Perang Dunia ke 2 sebagai seorang Letnan memimpin sebuah kapal torpedo (Torpedo Patrol Boat) PT 109 di Samudera Pacific yang ketika itu diserang oleh tentara Jepang dan kapalnya  tenggelam. John yang terluka parah pada potongan punggungnya masih bisa memotivasi anak buahnya untuk menyelamatkan dirinya bahkan meminta bantuan. Tindakan kepahlawanannya membawanya mendapatkan penghargaan dari Angkatan Laut dan Marinir AS.
Presiden yang hanya memimpin AS dalam 1036 hari ini mempunyai banyak legacy (warisan) dari pemerintahan singkatnya antara lain  planning pendaratan astronot di bulan, penegakan hak-hak kaum sipil, peredaan ketegangan dan konfrontasi di Teluk Babi dengan Uni Soviet pada periode perang hambar dan lainnya.
2.      Dwight D. Eisenhower
Dwight David Eisenhower, terlahir David Dwight Eisenhower (lahir diDenison, Texas14 Oktober 1890 – meninggal di Washington, D.C.28 Maret1969 pada umur 78 tahun), atau juga dikenal dengan nama panggilan "Ike", tentara dan politikus Amerika. Ia menjabat Presiden Amerika Serikat ke-34 (1953–1961).
Pada Perang Dunia II, ia ialah Panglima Tertinggi Sekutu di Eropa dengan pangkat Jenderal Angkatan Darat . Pada 3 Januari 1959, ia meresmikan penetapan Alaska sebagai negara potongan yang ke-49 yang merupakan wilayah terluas di Amerika. Eisenhower ialah satu-satunya presiden yang pernah berdinas dalam Perang Dunia I maupun Perang Dunia II.
Sesudah perang, Dwight Eisenhower berturut-turut menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Amerika, Presiden Universitas Columbia di New York, dan Panglima Tertinggi pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO, di Paris. Pada ketika itu, baik Partai Demokrat maupun Partai Republikmembujuknya supaya bersedia menjadi calon Presiden masing masing. Akhirnya ia terpilih menjadi Presiden dengan perbedaan bunyi yang banyak sekali.
Dengan berunding menurut kekuatan militer Presiden Dwight Eisenhower berusaha meredakan ketegangan jawaban perang dingin. la antara lain berhasil mengadakan penghentian tembak menembak sepanjang perbatasan Korea Selatan, dan menutup perjanjian perdamaian yang menjadikan Austria sebuah negara netral.
Presiden Dwight Eisenhower, yang dua kali berturut-turut menjadi presiden sampai 1960, menyebutkan dirinya seorang moderat.
a.       la berpegang pada sistem pasar bebas.
b.      Menentang pengawasan pemerintah atas harga-harga barang-barang dan kenaikan gaji.
c.       Mencegah keterlibatan pemerintah dalam kontradiksi antara kaum buruh dan pihak majikan.
d.      Mendorong program-program peluru kendali dan melanjutkan pertolongan luar negeri.
Dalam awal masa pemerintahannya, Mahkamah Agung Amerika Serikat memerintahkan desegregasi sekolah di seluruh Amerika. Untuk menjamin semoga sekolah-sekolah di kota Little Rock di negara potongan Arkansas taat pada keputusan sebuah mahkamah federal untuk mengadakan desegregasi, Presiden Dwight Eisenhower mengirim pasukan tentara ke kota tersebut. la juga memerintahkan desegregasi dijalankan sepenuhnya di kalangan angkatan bersenjata Amerika. Ia berkata:
“Di Amerika dihentikan ada warga Negara kelas dua”
Presiden Dwight Eisenhower memusatkan perhatiannya pada perjuangan memelihara perdamaian dunia. Ia mengadakan jadwal rakyat ke rakyat yang mengajurkan semoga rakyat biasa dari semua negara saling bertemu dan berbicara untuk memupuk saling pengertian dan persahabatan. Dari jadwal ini timbullah jadwal hubungan persaudaraan antara kota-kota Amerika dan kota-kota negara-negara lain. Kini lebih dari 100 kota Amerika mempunyai hubungan semacam itu dengan kota-kota di seluruh dunia. Program ini dinamakan sister city. Presiden Eisenhower dengan besar hati menyaksikan perkembangan programnya "atom untuk perdamaian." Dalam jadwal itu, Amerika menyumbangkan uranium kepada negara-negara berkembang demi kesejahteraan manusia. Pada 1964Indonesia mendapat pertolongan sebanyak $ 350.000 sebagai sumbangan untuk pembangunan reaktor atom di Bandung.
Einshower populer dengan gaya kepeimpinanya sebagai berikut
1.      Gaya Kepemimpinan Demokratis, yakni gaya pemimpin yang menawarkan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis, pemimpin menawarkan banyak informasi ihwal kiprah serta tanggung jawab para bawahannya. Dan gaya kepemimpinan ini ada dalam diri Einshower.
2.      Gaya Kepemimpinan Karismatis, kelebihan dari gaya kepemimpinan ini ialah bisa menarik orang, dan orang akan terpesona dengan cara bicaranya yang sanggup membangkitkan semangat dan membangkitkan harapan, biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Pemimpin menyerupai ini sangat menyenangi perubahan dan tantangan. Dan Einshower melaksanakan gembrakan pada AS untuk tidak memandang masyarakat AS dengan kelas –kelas sebuah perubahan yang di impikan oleh masyarakat AS.
3.      Gaya Kepemimpinan Moralis, gaya kepemimpinan menyerupai ini ialah orangnya hangat dan sopan kepada semua orang. Gaya kepemimpinan ini mempunyai tenggang rasa yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya,  juga sabar, murah hati, segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang–orang yang tiba alasannya ialah kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.

Sumber http://duniapendidikandankesehatan.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Definisi Tipe Kepemimpinan Demokratis Dan Tokohnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel