Kerangka Teori Dan Pengembangan Hipotesis
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Kerangka Teoritis
a. Teori
Arti teori yakni sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan dipakai untuk menjelaskan kekerabatan yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi
Kerangka teoritis yakni suatu model yang menandakan bagaimana kekerabatan suatu teori dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam suatu dilema tertentu.
Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu sebab teori merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti. Teori selalu menurut fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Secara defenitif, teori harus berlandaskan fakta empiris sebab tuijuan utamanya yakni menjelaskan dan memprediksikan kenyataan atau realitas. Suatu penelitian dengan dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya menjelaskan fenomena yang diteliti.
b. Konsep
Konsep yakni sejumlah pengertian atau karakteristik yang dikaitkan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan sikap tertentu. Secara sederhana konsep yakni pendapat abnormal yang digeneralisasi dari fakta tertentu. Konsep sangat memilih sukses atau tidaknya suatu riset yang tergantung dari:
�� Seberapa terang kita mengkonseptualisasikan sesuatu
�� Seberapa jauh orang lain sanggup memamahami konsep yang kita pergunakan.
c. Konstruk
Konstruk yakni jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari pada konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu, yang sanggup berupa sebuah pandangan atau pendapat yang biasanya ditemukan untuk sebuah penelitian atau pembentukan teori.
d. Proporsi
Proposisi yakni pernyataan yang berkaitan dengan kekerabatan antara konsep‐konsep yang ada dan pernyataan dari kekerabatan universal antara kejadian‐kejadian yang mempunyai karakteristik tertentu. Pembentukan teori yakni sebuah peningkatan abstraksi.
e. Variabel
Variabel yakni sesuatu yang sanggup membedakan atau mengubah nilai. Nilai sanggup berbeda pada waktu berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai lain sanggup berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Secara konseptual, variabel sanggup dibagi menjadi empat potongan utama yaitu:
1. Variabel dependen yakni variabel yang sanggup menjadi perhatian utama dalam sebuiah pengamatan. Pengamat akan sanggup memprediksikan ataupun menandakan variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian.
2. Variabel independent yakni variabel yang sanggup mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hbungan yang positif ataupun yang negative bagi variabel dependen nantinya. Variabel dalam variabel dependen merupakan hasil dari variabel independen.
3. Moderating variabel yakni variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada kekerabatan variabel independent dan variabel dependen.
4. Intervening variabel yakni factor yang secara teori besar lengan berkuasa pada fenomena yang diamati tetapi tidak sanggup dilihat, diukur atau dimanipulasi, namun dampaknya sanggup disimpulkan menurut dampak variabel independent atau moderating terhadap fenomena yang diamati. Intervening variabel ini sanggup membantu dalam menjelaskan bagaimana megkonsepsi kekerabatan antara variabel independent dan variabel dependen.
Kerangka teoritis yakni pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini merupakan jaringan kekerabatan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan dilema yang telah diidentifikasi melalui wawancara, observasi, dan survei literature. Hubungan antar survei literature dan kerangka teoritis yakni survei literature meletakkan pondasi yang kuat untuk membangun kerangka teoritis.
Ada lima hal yang harus dipenuhi dalam membangun kerangka teoritis:
1. Variabel yang relevan harus sanggup dijelaskan dan disebutkan dalam diskusi.
2. Diskusi haruslah sanggup mewujudkan bagaimana dua atau lebih variabel itu berafiliasi satu sama lain.
3. Jika jenis dan arah kekerabatan tadi sanggup diterima secara teori menurut atas penelitian sbelumnya, maka harus ada indikasi pada diskusi apakah kekerabatan tadi bersifat positip atau negative.
4. Harus ada klarifikasi secara terang kenapa kita akan mengharapkan kekerabatan tersebut terus bertahan.
5. Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus sanggup diperlihatkan sehingga pembaca sanggup melihat dengan gampang dan memahami bagaimana kekerabatan antar variabel secara teoritis.
2. Hipotesis
a. Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan “a conjectural statement of the relation between two or more variabels”. Secara statistik hipotesis dipandang sebagai keadaan parameter yang akan diuji menurut keadaan statistik sampel. Hipotesis diturunkan melalui teori. Hipotesis merupakan tanggapan sementara terhadap dilema penelitian. Hipotesis yakni suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Hipotesis merupakan adonan dari kata ”hipo” yang artinya dibawah, dan ”tesis” yang artinya kebenaran. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah kebenaran (belum tentu benar) dan gres sanggup diangkat menjadi suatu kebenaran bila memang telah disertai dengan bukti-bukti.
b. Jenis Hipotesis
Dalam bidang penelitian kuantitatif, Hipotesis sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Hipotesis nol atau hipotesis nihil (statistical hypothesis) : merupakan hipotesis wacana tidak adanya kekerabatan antara x dan y, atau hipotesis wacana tidak adanya perbedaan sampel lainnya. Uji statistik pada umumnya mempunyai sasaran untuk menolak hipotesis nol
2. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja : Hipotesis ini menyatakan adanya kekerabatan atau perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel lain. Biasanya dirumuskan dalam bentuk ada perbedaan antara dua x dan y, atau ada perbedaan keadaan antara dua sampel atau lebih. Rumusan yang umum dipakai biasanya dalam bentuk proposisi : “Jika . . . maka . . . ” atau “Makin . . .makin . . .”. Dengan proposisi semacam itu kita akan lebih gampang menciptakan peramalan menurut hasil pengajuan.
c. Kegunaan Hipotesis
beberapa kegunaan hipotesis yaitu:
a. Hipotesis menawarkan klarifikasi sementara wacana gejala-gejala serta memudahkan ekspansi pengetahuan dalam suatu bidang.
b. Hipotesis menawarkan suatu pernyataan kekerabatan yang sanggup diuji eksklusif dalam penelitian.
c. Hipotesis menawarkan arah kepada penelitian
d. Hipotesis menawarkan kerangka untuk melaporkan kesimpulan hasil penyidikan.
d. Cara Memperoleh Hipotesis
Penyidikan sanggup berasal dari masalah-masalah praktis, dari situasi tingkah laris yang diamati, dari penelitian yang sebelumnya atau dari teori-teori.
a. Hipotesis Induktif, yakni peneliti dalam merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati.
b. Hipotesis Deduktif, yaitu Hipotesis yang dirumuskan berasal dari teori-teori.
e. Ciri-ciri Hipotesis yang Baik
Dalam merumuskan Hipotesis, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan.
b. Hipotesis hendaknya manyatakan kekerabatan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel.
c. Hipotesis hendaknya sanggup diuji.
d. Hipotesis harus mempunyai daya pembeda.
e. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada.
f. Jenis Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Macam kekeliruan dikala menciptakan kesimpulan wacana Hipotesis
Kesimpulan Keputusan | Keadaan Sebenarnya | |
Hipotesis Benar | Hipotesis Salah | |
Terima Hipotesis | Tidak menciptakan kesalahan | Kekeliruan macam II |
Tolak Hipotesis | Kekeliruan macam I | Tidak menciptakan kekeliruan |
Artikel Terkait
Sumber http://shantycr7.blogspot.com
0 Response to "Kerangka Teori Dan Pengembangan Hipotesis"
Posting Komentar