34 Pakaian Watak Beserta Nama Dan Asal Provinsinya Di Indonesia

By astagadragon Rabu, 28 Februari 2018 Add Comment Edit

PAKAIAN ADAT – Indonesia terdiri dari 34 provinsi, dimana setiap provinsi mempunyai ragam budaya dan adat. Salah satunya sanggup dilihat dari pakaian adat. Ada banyak sumber acuan yang sanggup kita peroleh yang membahas wacana kebudayaan Indonesia.

Pakaian akhlak menjadi simbol tersendiri dari masing-masing daerah. Bisa dikatakan bahwa pakaian akhlak ini merupakan sebuah warisan yang tak ternilai harganya.

Kita sebagai anak bangsa mestilah harus mengetahui wacana akhlak serta budaya yang ada di Indonesia. Oleh alasannya ialah itu, artikel berikut akan membahas wacana pakaian akhlak dari semua provinsi di Indonesia. Selamat membaca.

Daftar Isi

34 Pakaian Adat Beserta Nama dan Asal Provinsinya

34 Pakaian Adat Beserta Nama dan Asal Provinsinya

Sebagai orang Indonesia, apakah Anda tahu pakaian akhlak ke-34 provinsi tersebut? Jika belum tahu, Anda wajib memahami informasi berikut ini.

Pakaian Adat Aceh

dimana setiap provinsi mempunyai ragam budaya dan akhlak 34 Pakaian Adat beserta Nama dan Asal Provinsinya di Indonesia — aceh kotamini com

Aceh, yang mempunyai julukan Serambi Mekkah, ialah sebuah provinsi paling barat Indonesia yang mempunyai populasi sekitar 4,5 juta jiwa. Ibu kota provinsi ini yaitu Banda Aceh.

Aceh mempunyai pakaian akhlak yang khas, disebut sebagai Ulee Balang. Pakaian akhlak ini memilki filosifi dan nilai-nilai yang cukup dalam, serta juga terdiri dua model, yaitu model untuk laki-laki dan perempuan.

Pakaian akhlak untuk laki-laki disebut Linto Baro: berwarna hitam. Hitam pada pakaian tersebut melambangkan kebesaran.

Sedangkan pakaian akhlak untuk perempuan disebut Daro Baro: berwarna cerah, mirip perpaduan merah, kuning, dan lainnya. Pakaian ini biasanya digunakan khusus untuk acara-acara tertentu, mirip program akhlak dan program perkawinan.

Pakaian Adat Sumatera Utara

Sumatera Utara menempatkan Medan sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas 72.981,23 km² dan mempunyai populasi yang cukup besar, yaitu sekitar 14 juta jiwa.

Sumatera Utara terkenal mempunyai penduduk yang heterogen, terdiri dari banyak sekali suku: Nias, Melayu, Batak, dan lainnya. Namun, suku yang paling mendominasi ialah Batak.

Batak mempunyai ciri yang khas, mirip pada pakaian adatnya yang dikenal sebagai kain ulos. Di kancah nasional, kain ulos inilah yang paling terkenal bahkan sudah menjadi identitas sebagai pakaian akhlak (busana khas) Sumatera Utara.

Kain ulos didominasi dengan tiga warna: merah, hitam, dan putih, serta juga dihiasi dengan variasi tenunan dari benang perak atau emas.

Umumnya, ulos digunakan dalam bentuk selendang dan sarung, namun kini sudah dijumpai dalam bentuk produk suvenir, ikat pinggang, sarung bantal, tas, dan lainnya.

Pakaian Adat Riau

Ibu kota Riau yaitu Pekanbaru. Riau ialah sebuah provinsi yang terletak di bab tengah pulau Sumatera yang mempunyai luas wilayah 87.023,66 km² dan mempunyai populasi sekitar 6 juta jiwa.

Salah satu yang paling menarik dari Riau yaitu pakaian adatnya, dikenal sebagai pakaian Melayu Riau. Pakaian ini terdiri dari banyak sekali jenis, tergantung kondisi dan situasi si pemakai, mirip digunakan untuk program resmi, atau juga sanggup untuk kegiatan sehari-hari.

Untuk penggunaan pada program resmi, pakaian ini dibentuk dalam dua model, yaitu model untuk laki-laki dan untuk perempuan.

Pakaian resmi untuk laki-laki dikenal sebagai Baju Kurung Cekak Musang yang dilengkapi dengan kopiah. Sedangkan pakaian resmi untuk perempuan dikenal sebagai Baju Melayu Kebaya Laboh.

Pakaian Adat Sumatera Barat

Sumatera Barat ialah sebuah provinsi yang menempatkan Padang sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 42.297,30 km² dan populasi sekitar 5 juta jiwa. Julukan yang biasanya dilontarkan pada masyarakat Sumatera Barat yaitu orang Minang.

Sedangkan pakai akhlak dari Sumatera Barat sering disebut sebagai pakaian Minagkabau. Namun, pakaian akhlak (busana) ini terbagi menjadi dua: pakaian penghulu dan pakaian bundo kanduang.

Pakaian penghulu merupakan busana yang umumnya digunakan oleh pemangku adat. Pakaian ini melambangkan kebesaran bagi si pemakai. Uniknya, pakaian ini dilarang digunakan oleh sembarang orang, dan dilarang digunakan sebagai busana harian.

Sedangkan pakaian bundo kanduang merupakan busana khusus untuk perempuan yang sudah diangkat menjadi bundo kanduang. Busana ini terdiri dari tingkolok (penutup kepala), baju kurung, kain sarung, salempang, dan asesori lainnya: anting-anting dan kalung.

Pakaian Adat Kepulauan Riau

Kepulauan Riau termasuk provinsi yang didominasi dengan pulau-pulau. Luas daerahnya hanya 8.201,72 km² dimana 95% terdiri dari lautan dan 5% daratan. Selain itu, Kepulauan Riau juga merupakan sebuah provinsi gres hasil pemekaran dari provinsi Riau.

Meskipun terbilang baru, provinsi ini mempunyai kebudayaan atau akhlak yang menempel pada masyarakatnya, mirip yang terlihat pada pakaian adatnya yang dikenal dengan pakaian Kebaya Labuh dan Teluk Belanga.

Sebenarnya, terdapat beberapa pakaian akhlak lainnya, namun Kebaya Labuh dan Teluk Belanga dipilih sebagai pakaian akhlak resmi Kepulauan Riau.

Kebaya Labuh digunakan oleh kaum perempuan. Bentuknya hampir sama dengan kebaya pada umumnya, namun yang membedakannya yaitu ukurannya lebih panjang dan menjuntai sampai ke lutut.

Sedangkan Teluk Belanga digunakan oleh kaum laki-laki. Pakaian ini berbentuk polos dan mempunyai warna yang tidak mencolok, mirip hitam atau abu-abu. Kebaya Labuh dan Teluk Belanga ini umumnya digunakan pada program resmi, mirip program adat.

Pakaian Adat Bangka Belitung

Bangka Belitung ialah sebuah provinsi yang menempatkan Pangkal Pinang sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai dua pulau utama: Pulang Bangka dan Pulau Belitung. Bangkau Belitung merupakan sebuah provinsi gres hasil pemekaran dari provinsi Sumatera Selatan.

Meskipun terbilang baru, provinsi ini mempunyai kebudayaan yang khas, hal ini terlihat dari pakaian adatnya yang terdiri dari baju seting dan kain cual.

Baju seting berbentuk baju kurung biasa yang terbuat dari kain beludru (kain sutra). Baju ini cenderung berwarna merah dan dipadukan dengan kain cual. Umumnya, pakaian akhlak ini digunakan pada acara-acara resmi, seperi program kesepakatan nikah dan program adat.

Pakaian Adat Jambi

Provinsi Jambi ialah provinsi yang unik, yang mempunyai nama ibu kota yang sama dengan nama provinsinya. Selain itu, provinsi ini mempunyai total luas wilayah 53.435,72 km² dan mempunyai populasi sekitar 3,5 juta jiwa.

Kebudayaan Melayu sangat menempel pada masyarakat Jambi, mirip yang terlihat pada warisan yang masih ada sampai sekarang, yaitu pakaian adatnya yang dikenal dengan pakaian akhlak Melayu Jambi.

Pakaian akhlak untuk laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu berupa baju kurung berbahan dasar kain beludru. Bedanya, laki-laki menambahkan lacak (penutup kepala) sebagai pelengkap. Sedangkan perempuan menambahkan sarung songket dan selendang merah.

Pakaian Adat Bengkulu

Sama halnya dengan provinsi Jambi, provinsi Bengkulu juga mempunyai nama ibu kota yang sama dengan nama provinsinya. Selain itu, provinsi ini mempunyai luas wilayah 19.788,70 km² dan mempunyai populasi sekitar 2 juta jiwa.

Bengkulu termasuk provinsi yang mempunyai kekayaan akan nilai dan budaya. Hal ini terlihat dari pakaian adatnya, yang dikenal sebagai pakaian Melayu Bengkulu.

Pakaian akhlak kaum laki-laki didominasi dengan warna hitam, yang terdiri dari jas, celana panjang, ganjal kaki, dan dilengkapi dengan tutup kaki.

Sedangkan pakaian akhlak kaum perempuan yaitu berupa baju kurung yang mempunyai lengan panjang dan dihiasi dengan motif sulam emas. Pakaian ini cenderung didominasi dengan warna-warna tua.

Pakaian Adat Sumatera Selatan

Sumatera Selatan, provinsi yang terletak di bab selatan Pulau Sumatera, ialah sebuah provinsi yang menempatkan Palembang sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 87.017,41 km² dan mempunyai populasi sekitar 8,3 juta jiwa.

Sumatera Selatan identik dengan kerajaan Sriwijaya yang telah mewariskan bermacam-macam kebudayaan secara turun-temurun. Salah satu warisan tersebut berupa pakaian adat.

Pakaian akhlak Sumatera Selatan terdiri dari dua jenis: Aesan Geda dan Aesan Pasangko. Aesan Geda melambangkan kebesaran dan keangungan kerajaan Sriwijaya, serta juga mempunyai nilai filosofis swarnadwipa atau pulau emas.

Sedangkan Aesan Pasangko melambangkan keanggunan. Pakaian ini terdiri dari songket lepus sulam emas, selempang songket, selular (celana), dan songkok emas. Kostum yang lekat dengan akhlak ini sanggup digunakan untuk kaum laki-laki dan perempuan.

Pakaian Adat Lampung

Lampung, provinsi yang terletak di bab paling selatan Pulau Sumatera, ialah sebuah provinsi yang menempatkan Bandar Lampung sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 35.587 km² dan mempunyai populasi yang cukup besar, yaitu hampir 9 juta jiwa.

Lampung terkenal dengan masyarakat yang heterogen lantaran wilayah ini termasuk salah satu tujuan transmigrasi bagi penduduk Jawa. Meskipun begitu, Lampung masih mempunyai kebudayaan yang khas dan menempel sampai dikala ini. Hal ini sanggup dilihat dari pakaian adatnya.

Pakaian akhlak Lampung merupakan salah satu peninggalan kebudayaan yang mempunyai nilai estetika tinggi. Pakaian ini sering digunakan pada acara-acara sakral, mirip program akhlak dan program perkawinan. Tidak ada nama khusus untuk pakaian ini, umumnya berbahan kain tapis.

Pakaian Adat Banten

Banten, terletak di bab paling barat Pulau Jawa, ialah sebuah provinsi yang menempatkan Serang sebagai ibu kota. Banten merupakan provinsi hasil pemekaran dari Jawa Barat. Luas daerahnya 9.160 km² dan mempunyai populasi lebih dari 12 juta jiwa.

Salah satu aspek penting dari Banten ialah pakaian adatnya yang dikenal sebagai baju Penganten. Sesuai namanya, baju ini digunakan oleh pasangan pengantin pada program pernikahan.

Pengantin laki-laki biasanya memakai baju koko berkerah, epilog kepala, dan kain batik sebagai bawahan. Sedangkan pengantin perempuan memakai kebaya dan hiasan kepala berupa kembang goyang.

Pakaian Adat Betawi (D.K.I. Jakarta)

Jakarta ialah sebuah kota yang ada di Indonesia yang mempunyai status setingkat provinsi. Ibu kota negara Indonesia ini mempunyai luas wilayah 661,52 km² dengan populasi sekitar yang cukup besar, sekitar 15 juta jiwa.

Jakarta terdiri dari masyarakat yang heterogen. Meskipun begitu, Jakarta sangat identik dengan kebudayaan Betawi: ondel-ondel, kerak telor, dan sebagainya.

Hal ini juga terlihat dari pakaian akhlak Betawi, yaitu Dandanan Care Haji dan Dandanan Care None Penganten Chine. Pada dasarnya, pakaian ini ialah baju pengantin yang digunakan pada program pernikahan. Namun, pakaian ini juga sering ditampilkan pada event nasional.

Pakaian Adat Jawa Barat

Jawa Barat, terletak di bab barat Pulau Jawa, ialah sebuah provinsi yang menempatkan Bandung sebagai ibu kota. Jawa Barat mempunyai luas wilayah 35.222,18 km² dengan populasi yang sangat besar, sekitar 43 juta jiwa.

Sama halnya dengan Jakarta, Jawa Barat sangat identik dengan satu suku, Sunda. Dalam hal berpakaian, masyarakat Sunda mengenakan pakaian yang dilandaskan pada umur, fungsi, dan strata sosial si pemakainya.

Secara umum, ada tiga jenis pakaian akhlak Sunda yang masih populer: pakaian rakyat jelata, kaum menengah, dan para bangsawan.

Untuk membedakan pakaian tersebut sangatlah mudah: pakaian rakyat jelata terlihat sangat sederhana (polos), pakaian kaum menengah terlihat adanya tambahan pernak-pernik, sedangkan pakaian para darah biru terlihat lebih kompleks dan mempunyai nilai estetika tinggi.

Pakaian Adat Jawa Tengah

Terletak di bab tengah Pulau Jawa, Jawa Tengah ialah sebuah provinsi yang menempatkan Semarang sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 32.548 km² dengan populasi yang terbilang sangat besar, sekitar 35 juta jiwa.

Salah satu elemen penting pada masyarakat Jawa Tengah yaitu kebudayaannya. Hal ini sanggup tercermin dari pakaian adatnya, dikenal sebagai pakaian Jawi Jangkep dan Kebaya.

Jawi jangkep dikenakan oleh kaum laki-laki, terdiri dari atasan berupa baju beskap yang mempunyai motif bunga, sedangkan bawahannya berupa kain jarik, destar berupa blangkon, dan perhiasan lainnya: keris dan cemila (alas kaki).

Sementara itu, Kebaya dikenakan oleh kaum perempuan, terbuat dari materi kain katun, beludru, nilon, dan lainnya. Warnanya cenderung cerah: putih, hijau, biru, merah, dan sebagainya.

Pakaian Adat D.I. Yogyakarta

Yogyakarta, Daerah spesial yang setingkat dengan provinsi dan terletak di bab tengah-selatan Pulau Jawa, mempunyai luas wilayah 3.185,80 km² dan mempunyai populasi sekitar 3 juta jiwa.

Daerah ini merupakan salah satu wilayah yang kental dengan nilai-nilai akhlak dan kebudayaan, mirip yang terlihat pada pakaian adatnya. Yogyakarta memilki bermacam-macam jenis pakaian adat, namun yang paling terkenal yaitu pakaian rakyat.

Kaum laki-laki biasanya memakai baju sorjan, kain batik, dan dilengkapi dengan blangkon sebagai epilog kepala. Sedangkan kaum perempuan memakai kain batik, kebaya, dan sanggul rambut yang ditata dengan rapi.

Pakaian Adat Jawa Timur

Terletak di bab timur Pulau Jawa, Jawa Timur ialah sebuah provinsi yang menempatkan Surabaya sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 47.922 km² dan mempunyai populasi yang sangat besar, yaitu sekitar 42 juta jiwa.

Salah satu aspek penting dari Jawa Timur yaitu terdiri dari masyarakat yang berbudaya. Hal ini sanggup dilihat dari peninggalan kebudayaannya berupa pakaian akhlak yang dikenal sebagai baju pesaan dan baju mantenan.

Baju pesaan dikenal sebagai pakaian akhlak masyarakat Madura. Pakaian ini menggambarkan kekuatan dan keberanian suku Madura dalam entitas budaya Jatim. Sedangkan baju mantenan lebih dikenal sebagai baju pengantin yang digunakan pada program pernikahan.

Oh iya, jikalau kebetulan mengunjungi kawasan Jawa Timur kau sanggup memakai jasa Putra Travel untuk menemanimu menjelajahi tempat wisata di provinsi ini.

Pakaian Adat Kalimantan Barat

Kalimantan Barat, kawasan yang mempunyai julukan Seribu Sungai, ialah sebuah provinsi yang menempatkan Pontianak sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 146.807 km² dengan populasi sekitar 5 juta jiwa.

Kalimantan Barat didominasi oleh masyarakat suku Melayu dan Dayak. Kedua suku tersebut memengaruhi kebudayaan dan akhlak istiadat di provinsi ini, mirip terlihat dari pakaian adatnya yang disebut sebagai King Baba dan King Bibinge.

King Baba dan King Bibinge sama-sama terbuat dari kulit kayu dan dilengkapi dengan banyak sekali aksesori: epilog kepala yang terbuat dari bulu burung, manik-manik, kalung, biji-bijian, dan bahan-bahan alami lainnya.

Bedanya, King Baba digunakan oleh kaum laki-laki, sedangkan King Bibinge digunakan oleh kaum perempuan.

Pakaian Adat Kalimantan Tengah

Kalimantan Tengah menempatkan Palangka Raya sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 157.983 km² dan mempunyai populasi yang terbilang kecil dibanding provinsi lainnya, yaitu sekitar 2 juta jiwa.

Mayoritas masyarakat Kalimantan Tengah ialah suku Dayak. Hal yang paling unik dari Dayak yaitu pakaian adatnya, disebut sebagai baju sangkarut. Baju ini terbuat dari materi serat kulit kayu dan berbentuk mirip rompi.

Selain itu, sangkarut dibentuk dengan pewarna alami dan juga dihiasi dengan banyak sekali aksesori: pernik uang logam kulit trenggiling, dan kancing. Biasanya, sangakrut juga dilengkapi dengan bawahan: cawat, serta senjata tradisional khas Dayak: tombak, perisau, dan mandau.

Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Terletak di bab selatan Pulau Kalimantan, Kalimantan Selatan ialah sebuah provinsi yang menempatkan Banjarmasin sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 37.530,52 km² dengan jumlah populasi sekitar 4 juta jiwa.

Kalimantan Selatan didominasi oleh masyarakat suku Banjar. Banjar sudah menjadi ikon utama di dalam kebudayaan Kalimantan Selatan, hal ini terlihat dari peninggalan kebudayaan yang berupa pakaian akhlak serta kain khasnya yaitu sasirangan.

Pakaian akhlak Banjar terdiri dari empat jenis: Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut, Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan, Pangantin Babaju Kubaya Panjang, dan Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari. Keempat pakaian ini mempunyai keunggulan masing-masing.

Pakaian Adat Kalimantan Timur

Kalimantan Timur, terletak di bab ujung timur Pulau Kalimantan, ialah sebuah provinsi yang menempatkan Samarinda sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah terbesar kedua sesudah Papua, yaitu sekitar 129.066,64 km² dengan total populasi hampir 4 juta jiwa.

Mayoritas masyarakat Kalimantan Timur ialah suku Dayak dan Kutai. Kedua suku ini telah menjadi ikon dalam kebudayaan masyarakat Kaltim. Tak heran, jikalau kebudayaan menjadi aspek penting dalam kehidupan masyarakatnya, mirip yang tercermin pada pakaian adatnya.

Pakaian Dayak disebut juga Ta’a dan Sapei Sapaq. Sedangkan pakaian untuk kaum laki-laki disebut Ta’a dan untuk kaum perempuan disebut Sapei Sapaq. Ragam pakaian Dayak ini mempopulerkan kearifan lokal masyarakat Dayak.

Sedangkan pakaian Kutai terdiri dari beberapa jenis: baju miskat, kustim, takwo, dan sakai. Namun, baju miskat lah yang paling populer, bahakan sudah digunakan sebagai seragam PNS di Kalimantan Timur. Baju miskat terlihat mirip baju Cina.

Pakaian Adat Kalimantan Utara

Terletak di bab utara Pulau Kalimantan, Kalimantan Utara ialah sebuah provinsi yang menempatkan Tanjung Selor sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 75.467,70 km² dengan total populasi yang terbilang kecil, yaitu sekitar 600 ribu jiwa.

Provinsi ini bangun pada tanggal 25 Oktober 2012. Meskipun begitu, kebudayaan yang ada di provinsi ini tidak tertinggal. Sama mirip provinsi Kalimantan lainnya, Kalimantan Utara juga didominasi oleh masyarakat suku Dayak dan sub-subnya.

Kesamaan itu terlihat dari pakaian akhlak yang dikenakan, yaitu terlihat ibarat pakaian akhlak khas Kalimantan Timur: Ta’a dan Sapei Sapaq. Meskipun beitu, masih terdapat beberapa perbedaan dari Ta’a dan Sapei Sapaq milik Kalimantan Utara.

Pakaian Adat Sulawesi Barat

Sulawesi Barat, provinsi yang menempatkan Mamuju sebagai ibu kota, ialah sebuah provinsi hasil pemekaran dari Sulawesi Selatan. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 16.787,18 km² dengan total populasi yang juga terbilang kecil, yaitu sekitar 1 juta jiwa.

Sulawesi Barat didominasi oleh masyarakat suku Mandar, Toraja, Bugis, dan Makassar. Dari keempat suku tersebut, yang paling mendominasi yaitu suku Mandar. Oleh lantaran itu, kebudayaan Sulawesi Barat lebih mengarah pada kebudayaan suku Mandar.

Hal ini tercermin dari pakaian adatnya, yaitu Pattuqduq Towaine. Busana ini ialah pakaian khas perempuan Mandar, terdiri dari baju kurung dan perhiasan pendukung yang terbuat dari logam.

Pakaian Adat Sulawesi Selatan

Terletak di bab selatan Pulau Kalimantan, Kalimantan Selatan ialah sebuah provinsi yang menempatkan Makassar sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 45.764,53 km² dengan jumlah populasi sekitar 8 juta jiwa.

Sulawesi Selatan juga terdiri dari masyarakat yang heterogen, mirip terdapat suku Makassar, Mandar, dan Bugis. Masing-masing suku tersebut mempunyai ciri khasnya masing-masing. Namun, pakaian akhlak yang paling terkenal di provinsi ini yaitu baju bodo.

Baju Bodo idalah baju yang didesain dengan sederhana, terlihat dari sedikitnya jahitan yang terdapat pada baju ini. Selain itu, baju ini umumnya digunakan pada program atau pertunjukan akhlak saja.

Pakaian Adat Sulawesi Tengah

Provinsi dengan luas wilayah 61.841,29 km² atau yang terluas diantara semua provinsi di Pulau Sulawesi, Sulawesi Tengah menempatkan Palu sebagai ibu kota. Selain itu, provinsi ini juga mempunyai populasi terbesar kedua di Pulau Sulawesi, yaitu sekitar 3,2 juta jiwa.

Karena Sulawesi Tengah mempunyai wilayah yang sangat luas, tidak heran jikalau di dalamnya terdapat masyarakat dengan bermacam-macam kebudayaan dan suku bangsa, mirip suku Kaili, Mori, Toli-Toli, dan Saluan.

Berbicara mengenai kebudayaan, terutama pakaian adat, maka yang paling dikenal di Sulteng yaitu pakaian akhlak Kaili yang disebut Baju Nggembe dan Baju Koje.

Baju Nggembe digunakan oleh kaum perempuan, sedangkan Baju Koje digunakan oleh kaum laki-laki. Umumnya, pakaian ini hanya digunakan pada upacara adat.

Pakaian Adat Sulawesi Tenggara

Terletak di bab selatan garis khatulistiwa, Sulawesi Tenggara ialah sebuah provinsi yang menempatkan Kendari sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 38.140 km² dengan jumlah populasi sekitar 2,5 juta jiwa.

Sulawesi Tenggara umumnya juga terdiri dari masyarakat yang heterogen, namun masyarakat suku Tolaki yang paling mendominasi provinsi ini.

Tolaki mempunyai pakaian akhlak yang unik dan khas, pakaian akhlak tersebut berjulukan Babu Nggawi dan Babu Nggawi Langgai.

Babu Nggawi ialah pakaian khusus kaum perempuan, sedangkan Babu Nggawi Langgai digunakan oleh kaum laki-laki. Kedua pakaian akhlak ini sudah menjadi ikon dari Sulawesi Tenggara, terutama pada event nasional.

Pakaian Adat Sulawesi Utara

Sulawesi Utara, terletak di ujung utara Pulau Sulawesi, ialah sebuah provinsi yang menempatkan Manado sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 13.851,64 km² dengan jumlah populasi sekitar 2,7 juta jiwa.

Masyarakat Sulawesi Utara juga termasuk heterogen, dimana terdapat beberapa suku: Gorontalo, Minahasa, Bolaang Mangondow, dan Sangihe Talaud. Namun, Sangihe Talaud yang terkenal di Sulawesi Utara, hal ini tercermin dari pakaian adatnya: Laku Tepu.

Laku Tepu terbuat dari materi serat kofo (sejenis tanaman pisang) yang mempunyai serat kuat. Pakaian ini berbentuk baju lengan panjang dan digunakan bersamaan dengan beberapa aksesori: popehe (ikat pinggang), bandang (selendang), dan paporong (penutup kepala).

Pakaian Adat Gorontalo

Sama halnya dengan provinsi Jambi dan Bengkulu, Gorontalo juga mempunyai nama ibu kota yang sama dengan nama provinsinya. Selain itu, provinsi ini mempunyai luas wilayah 12.435 km² dan mempunyai populasi sekitar 1,1 juta jiwa.

Gorontalo termasuk provinsi baru, didirikan pada tanggal 22 Desember 2000. Meskipun terbilang baru, Gorontalo mempunyai kebudayaan yang kental, mirip yang terlihat pada pakaian adatnya, Mukuta dan Biliu.

Mukuta dan Biliu sanggup ditemukan dalam beberapa warna: kuning, ungu, hijau, dan merah tua. Mukuta digunakan oleh kaum laki-laki, sementara Biliu digunakan oleh kaum perempuan. Pakaian ini biasanya digunakan pada program perkawinan.

Pakaian Adat Maluku

Maluku ialah sebuah provinsi yang menempatkan Ambon sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 705.645 km² yang sebagian besar didominasi oleh perairan. Sedangkan populasinya sekitar 1,7 juta jiwa.

Masyarakat Maluku sangat kental dengan kebudayaan, hal ini sanggup dilihat dari pakaian adatnya: baju cele, yang identik nilai-nilai kehidupan dari masyarakatnya.

Baju cele terbuat dari materi kain yang tebal dan mempunyai khas tersendiri, yaitu adanya motif garis-garis geometris dengan warna emas dan perak. Bagi kaum perempuan, baju ini dipadukan dengan kain kebaya, sedangkan bagi laki-laki, baju ini dijadikan ibarat jas.

Pakaian Adat Maluku Utara

Maluku Utara, sebuah provinsi yang merupakan hasil pemekaran dari Maluku, menempatkan Sofifi sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 31.982 km² dan mempunyai populasi sekitar 1,3 juta jiwa.

Maluku Utara termasuk provinsi baru, didirikan pada tanggal 4 Oktober 1999. Meskipun terbilang baru, provinsi ini mempunyai sebuah aspek penting yang menempel dalam kebudayaan masyarakatnya, yaitu pakaian adatnya yang disebut Manteren Lamo dan Kimun Gia.

Manteren Lamo digunakan oleh sultan, sedangkan Kimun Gia digunakan oleh permaisuri pada masa kerajaan Ternate dan Tidore. Pakaian ini juga dilengkapi dengan perhiasan berbahan emas: pernik, gelang, cincin, dan mahkota, yang melambangkan kemewahan.

Pakaian Adat Bali

Dengan menempatkan Denpasar sebagai ibu kota, Bali ialah sebuah provinsi yang mempunyai luas wilayah 5.636,66 km² dan mempunyai populasi sekitar 4,2 juta jiwa. Provinsi ini juga termasuk salah satu pulau di Kepulauan Nusa Tenggara.

Bali mempunyai kebudayaan yang murni, bahkan masih terlihat sampai dikala ini, mirip pada pakaian adatnya. Tidak ada nama khusus untuk pakaian adatnya, namun orang-orang sering menyebut dengan pakaian akhlak Bali.

Pakaian akhlak Bali untuk kaum laki-laki biasanya terdiri dari beberapa aksesori: baju, udeng (ikat kepala), kampuh (saput), dan umpal (selendang pengikat). Sedangkan untuk kaum perempuan terdiri dari beberapa aksesori: sanggul, bunga di atas kepala, dan kebaya.

Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat

Termasuk ke dalam deretan Sunda Kecil dan merupakan bab dari Kepulauan Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Barat menempatkan Mataram sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 20.153,15 km² dan mempunyai populasi sekitar 4,5 juta jiwa.

Mayoritas masyarakat NTB terdiri dari dua suku: Sasak dan Bima. Oleh lantaran itu, untuk pakain adatnya juga berbeda. Namun, jikalau berbicara di kancah nasional, pakaian akhlak yang mewakili NTB ialah Lambung dan Pegon, khas Sasak.

Lambung dikenakan oleh kaum laki-laki, sedangkan Pegon digunakan oleh kaum perempuan. Umumnya, pakaian akhlak ini digunakan pada upacara penyambutan tamu, upacara nyongkol, dan upacara mendakin.

Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur

Sama halnya dengan NTB, NTT juga termasuk ke dalam deretan Sunda Kecil dan bab dari Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi ini menempatkan Kupang sebagai ibu kota dan mempunyai luas wilayah 48.718,10 km² dengan populasi sekitar 5,2 juta jiwa.

NTT terdiri dari masyarakat yang heterogen, hal ini terlihat dengan keberadaan beberapa suku: Rote, Helong, Sabu, Atoni, Sumba, Manggarai, dan Lio. Setiap suku mempunyai pakaian akhlak yang berbeda-beda dan sangat khas.

Namun, di kancah nasional, pakaian akhlak dari NTT yang terkenal yaitu pakaian akhlak suku Rote. Salah satu keunikan dari pakaian ini terletak pada rancangannya: Ti’i langga.

Ti’i langga ialah sebuah epilog kepala yang berbentuk topi sombrero khas Meksiko. Penutup kepala ini terbuat dari daun lontar kering yang menggambarkan simbol kepercayaan diri dan kewibawaan.

Pakaian Adat Papua Barat

Terletak di ujung barat Pulau Papua, Papua Barat ialah sebuah provinsi yang menempatkan Manokwari sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 99.671,63 km² dan mempunyai populasi sekitar 1,3 juta jiwa.

Papua Barat termasuk provinsi baru: bangun pada tanggal 18 April 2007. Provinsi ini mempunyai beberapa karakteristik dan kebudayaan yang hampir sama dengan kebudayaan masyarakat Papua: sangat bersahabat dengan alam.

Salah satu hasil kebudayaan provinsi ini terlihat dari pakaian adatnya, Ewer. Pakaian akhlak Ewer terbuat dari materi alami: jerami yang sudah dikeringkan. Namun, pakaian ini sudah dilengkapi untuk bab atasnya, sehingga terlihat lebih tertutup.

Pakaian Adat Papua

Terletak di bab tengah Pulau Papua, Papua ialah sebuah provinsi yang menempatkan Jayapura sebagai ibu kota. Provinsi ini mempunyai luas wilayah yang paling besar di Indonesia yaitu 309.934,4 km² dan mempunyai populasi sekitar 3,6 juta jiwa.

Papua juga identik dengan alam. Masyarakatnya sungguh masih sangat bergantung pada alam. Hal ini tercermin juga pada pakaian adatnya, yaitu konteka dan rok rumbai.

Koteka ialah sebuah epilog untuk kemaluan yang biasanya digunakan oleh kaum laki-laki. Sedangkan rok rumai digunakan oleh kaum perempuan. Rok rumbai dilengkapi dengan beberapa aksesori: hiasan kepala berbahan ijuk, dan anyaman daun sagu.

Pada dasarnya, pakaian akhlak ialah sebuah peninggalan atau warisan dari sebuah kebudayaan yang syarat akan sejarah. Sebagai anak bangsa, sudah semetinya Anda dan kita semua memahami hal tersebut, bahkan itu lebih baik jikalau dilestarikan. Kitalah yang menjaganya.

Yuk, baca artikel wacana rumah akhlak Kalimantan yang tentu akan menambah pengetahuan kau akan Indonesia. Terus update informasi wacana Nusantara di TekoNeko ya 🙂

Sumber https://tekooneko.com/

iklan