✔ Hot News. Harga Smartphone Akan Naik 200 %
Bagi yang ingin belanja atau membeli smartphone, sebaiknya cepat-cepat dilakukan, jangan ditunda-tunda lagi.Apa pasal ?
Menurut rumor yang tengah beredar, konon pemerintah berencana untuk mengenakan pajak penjualan barang glamor (PPn BM) untuk smartphone ini.
Dan tidak tanggung-tanggung, pajak penjualan barang glamor ( PPn BM ) untuk smartphone ini, menurut Pasal 8 UU Nomor 42 Tahun 2009, tarif PPn BM ditetapkan paling rendah 10 persen, paling tinggi 200 persen !
Rencana pertimbangan pemerintah ini menurut pertimbangan bahwa Smartphone dengan kategori tertentu, dapat dimasukkan ke dalam kategori barang mewah, menurut pada besaran harga dan spesifikasi.
Berdasarkan Undang-Undang PPn, barang yang dikategorikan glamor yakni yang bukan materi pokok, dikonsumsi oleh masyarakat dengan penghasilan tertentu, dan dibeli untuk menunjukkan status sosial.
Aturan penetapan smartphone sebagai barang glamor akan diterapkan dalam bentuk peraturan pemerintah (PP). Sama menyerupai PP 145 Tahun 2000 dan mulai aktif diterapkan semenjak 2001, mengenakan tarif sebesar 20 persen untuk ponsel.
Rencana pemerintah ini dapat jadi dilakukan untuk memperbaiki kondisi neraca perdagangan dan atau menambah anutan pundi-pundi kas pajaknya.
Karena sebagaimana data yang dirilis oleh International Data Corporation (IDC), perusahaan riset memprediksi, peredaran smartphone di negara berkembang akan menembus 400 juta unit tahun ini dan mencapai 749 juta unit pada 2017. Dan dari jumlah total tersebut , 118 juta unit smartphone beredar di wilayah Asia Pasifik dan Jepang.
Rencana pemerintah untuk menaikkan pajak untuk smartphone ini tentu saja menjadikan jawaban pro dan kontra. Ketua Umum Asosiasi Pedagang dan Importir Telepon Genggam (Aspiteg), Ali Cendrawan, mendukung planning pemerintah ini. Menurutnya, hukum boleh saja diberlakukan, namun harus ada upaya lebih lanjut untuk mendorong industri smartphone dalam negeri.
"Bukan hanya mematok PPn BM untuk smartphone impor, pemerintah juga harus memberi kelonggaran industri utuk membangun kemudahan perakitan dan memberlakukan pajak nol persen untuk produk buatan dalam negeri," kata Ali sebagaimana dikutip dari Okezone.
Ali melanjutkan, ini dapat menjadi momentum bagi pemerintah dalam menjaga keseimbangan neraca perdagangan, sekaligus membangun industri smartphone dalam negeri. Sebagaimana diketahui dari banyaknya jumlah smartphone yang telah beredar di pasaran, 46 juta di antaranya yakni smartphone dengan bendera lokal atau mencatatkan pangsa pasar 39 persen.
Sedang di satu sisi, pihak yang kontra menyatakan bila langkah yang akan diambil pemerintah ini bekerjsama kurang efektif. Deputi Chief Executive Officer Smartfren Djoko Tata Ibrahim menilai, penetapan pajak penjualan barang glamor (PPn BM) justru tak efektif dalam mengerem laju impor.
"Aturan itu tidak sempurna bila semua smartphone dikenakan PPn BM tanpa meninjau harga terlebih dahulu," katanya. Smartphone, lanjut Djoko, telah menjadi kebutuhan masyarakat baik untuk komunikasi, bisnis, maupun pendidikan.
Ia menyarankan biar hukum yang akan diterbitkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), harusnya menarik biaya lebih bagi harga smartphone yang dijual di atas Rp5 juta.
"Dari sisi volume, smartphone di bawah Rp5 juta lebih banyak ketimbang yang dibanderol di atas Rp5 jutaan. Smartphone kelas premium secara nilai mungkin sekira 25 persen, namun secara unit tidak lebih dari 8 persen. Makara penerapan PPn BM kurang sempurna dalam mengerem laju impor," sebutnya.
Jika PP ini tetap diterbitkan, Djoko menilai bahwa timming-nya kurang tepat. Sebab, subtitusi produk dalam negeri belum memandai. Saat ini masih banyak vendor lokal yang melaksanakan perakitan produk di luar negeri.
Seksi Hubungan Eksternal Direktorat Jenderal Pajak Chandra Budi mengatakan, hukum itu masih dikaji. "Harga dan spesifikasi smartphone beragam, dan dikala ini masih dikaji pemerintah," terperinci Chandra sebagaimana dikutip dari Okezone.
0 Response to "✔ Hot News. Harga Smartphone Akan Naik 200 %"
Posting Komentar