Bisnis Murah Meriah Dengan Gerobak Bubur Ayam
Tak sulit untuk menemuan ide bisnis murah meriah. Karena kadang ide perjuangan bisa Anda temukan dari kebutuhan sederhana yang muncul di sekitar Anda. Termasuk ide perjuangan murah meriah yang satu ini, cukup berawal dari keluhan sehari-hari yang muncul di daerah pemukiman.
Di tengah gaya hidup serba sibuk menyerupai kini ini kebanyakan orang menentukan untuk melewatkan sarapan di awal hari mereka. Bukan tidak menyadari bila sarapan mempunyai arti penting dalam menjaga produktivitas dan kemampuan untuk berprestasi. Tetapi demikian sibuknya apalagi masyarakat diperkotaan hingga sulit bagi mereka untuk menyempatkan waktu memasak sarapan di pagi hari. Sementara harus tergesa berangkat kerja dan sekolah.
Kadang beberapa orang memaksa sarapan dengan hidangan seadanya yang tidak bisa dijamin kesehatannya. Dari keluhan domestik yang mungkin juga Anda keluhkan sehari-hari ini Anda bisa menjadikanya sebagai ide perjuangan murah meriah.
Bisnis Murah Meriah Bubur Ayam
Misalkan dengan membuka bisnis murah meriah dengan produk bubur ayam. Penganan sarapan seribu umat yang pastinya disukai semua orang. Bisa dipastikan hidangan sarapan satu ini mempunyai banyak penggemar, apalagi sebetulnya untuk menciptakan hidangan ini juga tergolong gampang dan tidak memakan biaya serta waktu banyak.
Dari sisi kesehatan juga dikatakan menjalankan sarapan dengan hidangan bubur sangat baik untuk kesehatan alasannya yaitu membantu meringankan kerja pencernaan yang gres saja istirahat semalaman. Bubur mencegah kembung dan membantu nutrisi lebih gampang diserap oleh badan dengan cepat.
Ide inilah pula yang menjadi ide seorang ibu muda dari daerah Purwomartani Yogya berjulukan Ibu Niken, ia yaitu seorang ibu muda yang mempunyai 3 orang putra. Menyadari ketiga buah hatinya membutuhkan lebih banyak perhatian, ia tetapkan untuk keluar dari pekerjaan tetapnya sebagai karyawan sebuah restoran dan menjajal sebagai ibu rumah tangga.
Sayangnya pendapatan keluarga yang menurun sejak ia tidak bekerja membuatnya tetapkan mencari sumber pendapatan tanpa membuatnya meninggalkan rumah. Satu-satunya cara yaitu dengan membuka bisnis murah meriah di rumahnya sendiri. Dengan berbekal kegemaran dan kemampuan masaknya, ibu Niken menjajal perjuangan bubur ayam.
Awalnya ibu Niken hanya membuka perjuangan murah meriah ini pada garasi rumahnya, cukup dengan display sederhana sebuah meja dan banner mudah “bubur ayam Niken” di depan rumah. Jenis perjuangan rumahan ini bisa dikatakan merupakan bisnis gampang dan murah.
Saking murah meriahnya, di awal perjuangan ibu Niken hanya membutuhkan biaya sekitar 150 ribu saja.
Beruntung ia berdiam di daerah perumahan padat penduduk. Cukup dengan promosi singkat ke tetangga sekitar rumah, ibu Niken sukses menjual setidaknya 30 porsi dihari pertama. Dari ke hari ke hari meski tidak selamanya laris keras tetapi bubur ayam buatan ibu Niken ini selalu digemari di perumahan tempat tinggalnya.
Hanya saja saat mulai menginjak waktu 3 bulan dilema mulai muncul. Menu yang tidak berganti menciptakan pasar mulai jenuh. Kebetulan Ibu Niken tinggal di tengah perumahan jadi kebanyakan konsumennya hanya tiba dari dalam perumahan.
Satu ide muncul untuk menciptakan perjuangan gerobak bubur ayam. Sayangnya persaingan relatif ketat, jadi ibu niken harus berani memasang konsep yang lebih meyakinkan untuk bisa merebut pasar. Lagi-lagi dengan modal pas-pasan, hanya dengan modal sekitar 2,5 juta saja, Ibu Niken membeli dua buah gerobak dorong dari toko barang bekas dengan harga masing-masing 800 ribuan saja. Kemudian menyiapkan panci, kompor dan peralatan makan.
Ibu Niken sengaja mendandani gerobak dorongnya dengan warna hijau dan kuning biar mencolok, lengkap dengan bel yang bersuara unik biar gampang dikenali dan nyaring. Selain itu, ibu Niken sengaja memanfaatkan wadah plastik kualitas polipropilen yang food grade untuk wadah makan sehingga kondusif untuk dikonsumsi dan gampang dibawa-bawa, bahkan bisa dijadikan bekal sekolah.
Karena dibandrol dengan harga Rp1000 di atas harga pasar sekitar Rp 6 ribu perporsi pada awalnya ibu NIken sempat kesulitan menjual produk buburnya yang diklaim bebas MSG dan bebas materi aditif lain. Ibu Niken sengaja memperbarui sajiannya biar berbeda dan lebih istimewa dari kebanyakan bubur ayam dipasaran.
Untuk promosi hasilnya ibu Niken menyebar flyer/leaflet kecil disore hari pada rute perjalanan kedua gerobaknya berjualan di pagi hari. Dalam liflet ini ibu Niken mengenalkan bagaimana bubur ayam sehat yang dia jajakan. Upaya ini rupanya cukup efektif, alasannya yaitu kini bubur ayam buatannya mulai membuktikan progress penjualan yang baik.
Menyebar flyer/leaflet di couverage area untuk mengedukasi market
Saat ini sehabis usahanya berjalan sekitar 2 tahun, setiap hari ibu Niken memproduksi setidaknya 350 porsi bubur ayam dengan omset harian dari perjuangan bubur ayam ini bisa mencapai angka Rp Rp 2.100.000. Yang artinya dalam satu bulan ia membukukan omset setidaknya 63 jutaan dengan margin yang diakui ibu Niken sekitar 30 % atau sekitar 18 jutaan.
Untuk bisa mencapai sasaran produksinya, ibu Niken kini juga sudah mempunyai 4 orang karyawan berupa 2 orang karyawan sebagai tenaga masak dan 4 orang karyawan sebagai pembawa gerobak keliling. Beliau juga sudah membangun dapur khusus produksi bubur ayam dan tempat parkir dua gerobaknya dengan membeli satu unit rumah dalam perumahannya dengan ukuran type 21.
Anda bisa lihat kan? Dari bisnis murah meriah berbekal modal 150 ribu saja, seorang ibu rumah tangga bisa mencetak hasil besar hingga belasan juta dalam tempo 2 tahun saja.
sumber gambar: wahyusiswaningrum.wordpress.com
Sumber https://www.pojokbisnis.com
0 Response to "Bisnis Murah Meriah Dengan Gerobak Bubur Ayam"
Posting Komentar