iklan

T A K A B U R

Sifat kekaguman dan membangga-banggakan diri sanggup menjadikan kesombongan dan keangkuhan terhadap orang lain. Sifat ini yaitu salah satu penyakit hati yang sangat mencelakakan dan sulit dihindari. Dalam al-Qur’an sudah tertera larangan dan ancaman serta ancaman yang akan ditimbulkan dari sifat takabur ini. Jika seseorang sudah menempel pada sifat ini, maka segeralah mungkin untuk mengobatinya dan menghindarinya, lantaran sifat ini sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain serta merugikan di dunia dan di akhirat. 

Pengertian Takabur 
Takabur yang biasa diartikan dengan “kesombongan”, berarti sifat dan sikap merendahkan orang lain dan sanggup menolak al-haqq (kebenaran).
Takabur juga berupa rasa kekaguman terhadap diri, sikap suka membesar-besarkan dan menonjolkan diri. Takabur ini sendiri dicela oleh al-Qur’an:
Dan janganlah kau memalingkan mukamu dari insan (karena sombong) dan janganlah kau berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS. Luqman: 18) 
Kekaguman terhadap diri sanggup berakibat timbulnya sikap sombong dan arogan terhadap orang lain, dan merendahkan serta meremehkan mereka dalam pergaulan. Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang mencela ketakaburan orang-orang musyrik dan munafik serta keengganan mereka untuk mendapatkan kebenaran, lantaran rasa arogan yang mereka miliki. 

Hakikat Takabur 
Sifat sombong sanggup dikatakan perangai di dalam jiwa yang menyampaikan kepuasan, kesenangan dan kecenderungan kepada tingkatan (martabat) di atas orang lain yang dibohongi. Jadi, selain menyangkut orang pertama, (yang menyombongkan diri), sifat ini juga melibatkan orang kedua (yang dibohongi). Disinilah letak perbedaannya dengan sifat ujub yang tidak memerlukan orang lain sebagai objek. Bahkan, andaikata di dunia ini tidak ada orang, kecuali orang satu saja, kita sanggup membayangkan bahwa ia sangat mungkin bersifat ujub. Tetapi, tidak demikian dengan sifat sombong. Kita mustahil membayangkan terjadinya kesombongan tanpa keberadaan orang lain. Jadi, hakikat kesombongan itu gres terwujud jikalau seseorang menerima tiga keyakinan di dalam dirinya, yaitu:
a. Ia melihat dirinya mempunyai martabat 
b. Ia melihat pada diri orang lain juga mempunyai martabat 
c. Bila ia menganggap martabatnya lebih tinggi dari pada orang lain. 
Apabila tiga keyakinan di atas terdapat pada diri seseorang, berarti di dalam dirinya, telah tertanam sifat sombong. Hatinya akan menjadi takabur. Karena hal itulah, dihatinya timbul rasa gengsi, rasa berwibawa, juga kesenangan dan kecenderungan kepada yang diyakininya sebagai sesuatu yang besar. Kewibawaan, perasaan besar, kecenderungan kepada hal yang diyakini itulah perangai sifat sombong. 

Sebab-sebab dan Macam-macam Takabur 
Sebab-sebab yang menjadikan seseorang berlaku sombong (takabur) yaitu merasa adanya kelebihan pada dirinya. Seperti ilmu pengetahuan, amal dan ibadah, keturunan orang terhormat, harta kekayaan, kekuatan fisik, kedudukan, kecantikan, ketampanan dan sebagainya.
Dalam realitasnya, takabur sanggup dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Takabur kepada Allah, ibarat Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan. Takabur ini yang terjelek 
b. Takabur kepada Rasul-Nya, ibarat orang-orang Quraisy. 
c. Takabur kepada sesamanya. 

Hal-hal yang Membangkitkan Takabur 
Ada empat hal yang sanggup membangkitkan sifat takabur, diantaranya:
  1. Sifat ujub; Sifat ini mewariskan keangkuhan di dalam diri yang setiap dikala sanggup muncul ke permukaan berupa kesombongan lahir dalam bentuk tindakan dan perilaku.
  2. Sifat dendam (hiqd); Terkadang yang mengakibatkan kesombongan itu bukanlah sifat ujub, misalnya: orang yang menyombongkan dirinya atas orang yang menganggap dirinya sederajat dengannya atau malah melebihinya. Sering pula terjadi seseorang marah-marah lantaran dilema usang yang membekaskan dendam di hatinya.
  3. Sifat hasad (dengki); Sifat ini melahirkan kebencian terhadap orang yang didengkinya meskipun penyebab yang menjadikan murka dan dendamnya bukan berasal dari orang itu. Sifat hasad ini yang bercokol di dalam diri mendorong untuk senantiasa bersikap arogan terhadap orang lain.
  4. Sifat riya’; Sifat ini biasanya sanggup menarik seseorang berperilaku sombong, sehingga terkadang terjadi perdebatan dengan orang lain. Sifat sombong yang dibangkitkan oleh riya’ ini hanya muncul berada di hadapan orang banyak. 
Cara Mengatasi dan Melenyapkan Takabur 
Takabur termasuk di antara sifat-sifat yang sangat mencelakakan dan sulit untuk dihindari. Hukum pemberantasannya yaitu fardhu ‘ain bagi setiap individu. 
Ada dua cara untuk memberantas sifat ini, yaitu:
a. Dengan mencabut batang pohonnya hingga ke akarnya yang menancap di hati.  
Maksudnya: perjuangan ini mustahil berhasil dengan tepat kecuali dengan mengintensifkan ketakwaan untuk melenyapkan komponen dasarnya, dengan menempuh dua langkah, yaitu langkah ilmiah dan langkah amaliah.
  1. Langkah ilmiah yaitu dengan cara mengenali diri sendiri dengan kehinaannya, serta mengenali Tuhan dengan keagungan dan kebesaran-Nya. Pada dasarnya dengan cara ini sudah cukup bagi seseorang untuk menghilangkan sifat takabur pada dirinya. 
  2. Langkah amaliah yaitu merupakan bentuk mudah dalam menanggulangi sifat sombong, yakni tawadhu’ kepada Allah melalui amal perbuatan dan kepada semua makhluk-Nya dengan senantiasa berperilaku sebagaimana lazimnya orang-orang yang suka merendahkan diri.  
b. Menangkal faktor penyebab yang menjadikan seseorang berlaku sombong atas orang lain. 
Cara yang kedua ini dilakukan dengan cara memotong jalur tujuh alasannya sombong, diantaranya:
  1. Sombong lantaran keturunan, cara mengatasinya ada 2 cara;  a) Karena yang dibanggakan orang ini yaitu orang lain dan kesempurnaannya, ada yang menyampaikan bahwa orang ibarat ini dianjurkan agar berpaling kepada dirinya sendiri. b) Menyadari bahwa orang tuanya hanya diciptakan dari air mani yang hina. Sedangkan asal mula keberadaan bangsanya yaitu tercipta dari tanah. 
  2. Sombong lantaran kecantikan atau ketampanan, cara mengatasinya: dengan melihat kepada dirinya sendiri yakni kepada apa yang terkandung di dalam Tuhannya, bahwa hampir segala kepingan terdapat kotoran. 
  3. Sombong lantaran kekuatan fisiknya, cara mengatasinya: menyadari bahwa dirinya selalu diintai oleh banyak sekali jenis penyakit dan dihantui oleh cacat. 
  4. Sombong lantaran ilmunya, cara mengatasinya: menyadari bahwa kesombongan ini hanya layak untuk Allah dan menyadari bahwa hujah Allah SWT. 
  5. Sombong lantaran harta kekayaan, cara mengatasinya: menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki akan dilanda perubahan dan kehancuran. 
  6. Sombong lantaran banyak penggemar, cara mengatasinya: Menyadari bahwa semua itu merupakan kebodohan dan kekeliruan. 
  7. Sombong lantaran banyak amal dan ibadah, cara mengatasinya: memaksakan diri bersikap tawadhu’ terhadap semua makhluk sambil menyadari bahwa dibalik sifat sombong terpendam ancaman yang besar.
KESIMPULAN 
Berdasarkan uraian di atas sanggup saya simpulkan bahwa takabur yaitu sifat yang sulit dihindari. Namun kita harus menyadari bahwa kita yaitu makhluk Tuhan yang diciptakan dengan tujuan tidak untuk menyombongkan diri di atas bumi melainkan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Apapun yang kita lakukan di muka bumi ini semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. 

DAFTAR PUSTAKA 
Najati, M. Utsman, al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Bandung: Pusaka, 1985.
Syukur, Amin, Pengantar Agama Islam, Semarang: CV. Bima Sejati, 2006.
Yahya, Imam, bin Hamzah, Kiat Mengendalikan Nafsu, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001.

Sumber http://makalah-ibnu.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "T A K A B U R"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel