iklan

Sistem Eksresi Pada Manusia

Proses metabolisme yang terjadi didalam badan makhluk hidup, selain menghasilkan zat - zat yang  mempunyai kegunaan bagi tubuh, juga menghasilkan zat - zat sisa yang harus dibuang lantaran tidak diharapkan lagi oleh tubuh. 

 Proses metabolisme yang terjadi didalam badan makhluk hidup Sistem Eksresi Pada Manusia

Pengertian 

Proses pengeluaran pada badan insan sanggup dibedakan menjadi tiga, yaitu: 
  1. Ekskresi, yaitu pengeluaran zat - zat sisa metabolisme yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi tubuh, biasanya berbentuk cairan menyerupai urine, keringat dan air. 
  2. Defaksasi, yakni pengeluaran sisa - sisa pencernaan makanan berupa feses yang dikeluarkan melalui anus. 
  3. Sekresi, merupakan pengeluaran zat oleh sel atau kelenjar yang masih diharapkan oleh badan untuk aneka macam keperluan, contohnya enzim dan hormon. 
Proses ekskresi berafiliasi dengan osmoregulasi. Osmoregulasi yakni proses pengaturan kadar air didalam tubbuh, semoga kosentrasi air selalu dalam keadaan seimbang (Haemostasis) 

Alat - Alat Pengeluaran Pada Manusia 

  1. Ginjal 
  2. Kulit
  3. Paru - Paru
  4. Hati

Kelainan Atau Penyakit Pada Sistem Ekskresi

Kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi bermacam-macam, antara lain yakni sebagai berikut.
  1. Albuminuria, yakni kelainan pada ginjal lantaran terdapat albumin dan protein di dalam urine. Hal ini merupakan suatu tanda-tanda kerusakan alat filtrasi pada ginjal. Penyakit ini menjadikan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi insan lantaran berfungsi untuk mencegah semoga cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyebab albuminuria di antaranya yakni kekurangan protein, penyakit ginjal, dan penyakit hati.
  2. Diabetes Melitus, yakni kelainan pada ginjal lantaran adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Hal ini disebabkan lantaran proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak bisa menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine. Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik semoga penderitanya sanggup merasa nyaman dan sehat, serta sanggup mencegah terjadinya komplikasi. Upaya untuk mengendalikan diabetes melitus di antaranya adalah: Periksakan ke dokter sesuai jadwal/secara rutin, Minum obat sesuai petunjuk dokter, Mengatur diet, Olahraga secara teratur, Melakukan investigasi laboratorium secara berkala.
  3. Diabetes Insipidus, yakni suatu kelainan pada sistem ekskresi lantaran kekurangan hormon antidiuretik. Kelainan ini sanggup menjadikan rasa haus yang berlebihan serta pengeluaran urine menjadi banyak dan sangat encer. Diabetes insipidus terjadi jawaban penurunan pembentukan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak. Diabetes insipidus juga bisa terjadi jikalau kadar hormon antidiuretik normal, tetapi ginjal tidak memperlihatkan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik). Penyebab lain terjadinya diabetes insipidus adalah: Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa jawaban pembedahan, Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak), Tumor, Sarkoidosis atau tuberkulosis, Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak, Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis, Histiositosis X (penyakit Hand-Schuller-Christian). Diabetes insipidus sanggup diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) sanggup diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal. Tetapi harus hati-hati, lantaran jikalau terlalu banyak mengkonsumsi obat ini sanggup menjadikan penimbunan cairan, pembengkakan, dan gangguan lainnya. Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri. Diabetes insipidus juga sanggup dikendalikan oleh obat-obatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, menyerupai klorpropamid, karbamazepin, klofibrat, dan aneka macam diuretik (tiazid). Tetapi, obat-obat ini mustahil meringankan tanda-tanda secara total pada diabetes insipidus yang berat.
  4. Nefritis, yakni penyakit pada ginjal lantaran kerusakan pada glomerulus yang disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit ini sanggup menjadikan uremia (urea dan asam urin masuk kembali ke darah) sehingga kemampuan perembesan air terganggu. Akibatnya terjadi penimbunan air pada kaki atau sering disebut oedema (kaki penderita membengkak). Gejala ini lebih sering nampak terjadi pada masa kanak-kanak dan cukup umur dibandingkan pada orang-orang setengah baya. Penderita biasanya mengeluh perihal rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak) pada pecahan muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual, dan muntah-muntah. Sulit buang air kecil dan air seni menjadi keruh.
  5. Batu Ginjal, yakni penyakit yang terjadi lantaran adanya kerikil di dalam ginjal. Batu tersebut merupakan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat. Terbentuknya kerikil bisa terjadi lantaran urine jenuh dengan garam-garam yang sanggup membentuk kerikil atau lantaran urine kekurangan penghambat pembentukan kerikil yang normal. Sekitar 80% kerikil ginjal tersusun oleh kalsium. Ukuran kerikil bervariasi, mulai dari yang tidak sanggup dilihat dengan mata telanjang hingga yang sebesar 2,5 cm atau lebih. Batu ini sanggup mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis. Batu kecil yang tidak menjadikan tanda-tanda penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika kerikil telah terbuang, tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Batu di dalam pelvis renalis atau pecahan ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau kurang seringkali dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan kerikil selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah kerikil diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter pecahan bawah sanggup diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih. Batu asam urat, kadang akan larut secara sedikit demi sedikit pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memperlihatkan kalium sitrat). Tetapi, kerikil lainnya tidak sanggup diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar sanggup menjadikan penyumbatan sehingga perlu diangkat melalui pembedahan.
  6. Poliuria dan Oligouria, yakni gangguan pada ginjal, dimana urine dikeluarkan sangat banyak dan encer. Sedangkan, oligouria yakni urine yang dihasilkan sangat sedikit.
  7. Anuria, yakni kegagalan ginjal sehingga tidak sanggup menciptakan urine. Hal ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi tidak sanggup dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan. Sebagai jawaban terjadinya anuria, maka akan timbul gangguan keseimbangan di dalam tubuh. Misalnya, penumpukan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme badan yang seharusnya keluar bersama urine. Keadaan inilah yang akan memperlihatkan citra klinis daripada anuria. Tindakan pencegahan anuria sangat penting untuk dilakukan. Misalnya, pada keadaan yang memungkinkan terjadinya anuria tinggi, kontribusi cairan untuk badan harus selalu diusahakan sebelum anuria terjadi.
  8. Jerawat, yakni suatu kondisi kulit dimana terjadi penyumbatan kelenjar minyak pada kulit disertai infeksi dan peradangan. Biasanya terjadi pada usia remaja lantaran peningkatan hormon. Jerawat sanggup timbul di wajah, dada, ataupun punggung. Banyak cara untuk mengatasi jerawat dan bermacam-macam obat ditawarkan untuk mengatasi gangguan kulit yang satu ini. Untuk mengatasi jerawat, kau perlu tidur cukup, minimal 7 jam sehari, perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur. Selain itu, kurangi atau kalau bisa hindari memakan makanan bertepung, mengandung gula, cokelat, dan kacang.
  9. Eksim, yakni kelainan pada kulit lantaran kulit menjadi kering, kemerah-merahan, gatal, dan bersisik. Umumnya, tanda-tanda eksim yang terlihat yakni pembengkakan dan rasa gatal pada kulit. Penyebab eksim di antaranya adalah: Alergi pada sabun, krim lotion, salep, atau logam tertentu, Kelelahan, dan Stres. Secara umum, eksim memang tidak berbahaya, dalam arti tidak menjadikan final hidup dan tidak menular. Namun, eksim sanggup menjadikan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Oleh lantaran itu, eksim perlu diobati dengan cara-cara sebagai berikut: Jangan berganti-ganti sabun mandi. Gunakan sabun mandi yang lembut, tidak terlalu berbusa, dan tidak menghilangkan minyak alami tubuh, Gunakan air higienis untuk mandi, Gosok badan dengan handuk yang lembut dan higienis segera sehabis mandi hingga permukaan kulit benar-benar kering, dan Rajin mencuci tangan dengan sabun kemudian bilas dan keringkan.
  10. Gangren, yakni kelainan pada kulit lantaran final hidup sel-sel jaringan tubuh. Hal ini disebabkan oleh suplai darah yang jelek untuk pecahan badan tertentu. Suplai darah yang jelek sanggup disebabkan oleh pengutamaan pada pembuluh darah (misalnya, balutan yang terlalu ketat). Terkadang, gangren disebabkan oleh cedera pribadi (gangren traumatik) atau infeksi.

Sumber http://baityjanaty.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sistem Eksresi Pada Manusia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel